JAKARTA - Pariwisata Indonesia beruntung dipimpin Presiden yang peduli akan kemajuan pariwisata. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut perkembangan pariwisata sangat ditentukan oleh pemimpin atau CEO-nya.
Soal tantangan, kata Menpar Arief Yahya, leletnya birokrasi jadi halangan. Sekali diketok dukungan dari pemimpin maka pariwisata akan bisa maju dengan cepat dan mendatangkan pendapatan bagi daerah juga devisa.
"Poin saya, CEO (presiden) sendiri yang mengatakan bahwa pariwisata menjadi leading sector dan selanjutnya semua kementrian lembaga mendukungnya. Kalau sudah komitmen maka akan cepat sekali berkembang," kata Menpar Arief Yahya di Ruang Auditorium Gedung Tempo, Jakarta, Senin (15/4).
Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wagub Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dan kepala-kepala dinas pariwisata dari berbagai daerah.
"Sesuaikanlah peraturan dengan apa yang kita inginkan. Itu yang saya implementasikan ke Kemenpar agar tidak lelet lagi. Tantangan terbesar kita adalah lelet. Caranya gunakanlah teknologi," ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya menyebut, keputusan ini hanya bisa dilakukan dan didukung oleh presiden. Maka rencana-rencana selanjutnya adalah pengembangan amenitas, atraksi dan aksesbilitas (3A).
"3A ditambah CEO komitmen yang menentukan setara 80 persen pengaruhnya. Pariwisata mudah dan murah meningkatkan PDB, devisa hingga pembukaan lapangan kerja," jelas Menpar Arief Yahya.
Menpar menegaskan, kemudahan investasi dengan pemangkasan peraturan dapat membuat perubahan wisata yang signifikan. Tak lupa, jangan lupakan penggunaan teknologi di dalamnya untuk percepatan izin.
"Kalau mau perubahan cepat dan sangat tinggi sentuhlah hal-hal startegis, deregulasi dan teknologi. Dalam hal pariwisata seumur hidupnya negeri ini ditetapkan sebagai leading sektor," pungkas Menpar Arief Yahya.(*)