Menjelang berakhirnya Posko Angkutan Laut Lebaran 1440 H/2019 yang jatuh pada hari Sabtu (22/6) pukul 08.00 WIB atau H+15 , Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut mencatat kenaikan jumlah penumpang sebesar 9.91 persen dibandingkan jumlah penumpang di tahun 2018.
"Hingga hari ini atau H+13, posko angkutan laut Lebaran 2019 mencatat jumlah penumpang sebanyak 1.835.074 orang naik sebesar 9.91 persen dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar 1.680.264 orang. Sementara, kami semula memprediksi kenaikan jumlah penumpang untuk angkutan laut Lebaran tahun 2019 sebesar 4.8 persen untuk 51 pelabuhan pantau," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko hari ini (20/6) di Jakarta.
Capt. Wisnu menambahkan bahwa pelabuhan Batam masih menjadi pelabuhan dengan jumlah penumpang tertinggi selama masa pemantauan angkutan laut Lebaran dengan jumlah penumpang sebanyak 246.062 orang yang disusul oleh pelabuhan Tanjung Balai Karimun (226.056 orang), Tanjung Pinang (125.953 orang), Tanjung Buton (86.948 orang) dan Ternate (86.706 orang).
Menurut Capt. Wisnu, pergerakan penumpang paling besar terjadi di Pulau Sumatra, terutama perbatasan dengan Malaysia, karena banyak Warga Negara Indonesia yang bekerja di sana.
Juga di Ternate, karena mayoritas banyak muslim dan pendatang dari Makassar, sehingga mereka pulang ke selatan. Yang signifikan juga terjadi di Sorong, banyak pekerja asal dari Jawa, Makassar, sehingga juga menimbulkan lonjakan penumpang cukup tinggi.
"Secara umum, mudik dengan angkutan laut di tahun 2019 ini berjalan dengan aman, selamat, tertib dan nyaman bila dibandingkan dengan tahun lalu. Angka kecelakaan menurun dan lonjakan penumpang di beberapa titik bisa diatasi," ujar Capt. Wisnu.
Hal tersebut juga telah disampaikan dalam forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) bertajuk "Evaluasi Mudik 2019" di kantor Staf Kepresidenan (KSP), Gedung Bina Graha, Sekretariat Negara Jakarta kemarin (19/6).
"Ditjen Perhubungan Laut mencatat jumlah armada yang melayani angkutan laut Lebaran tahun 2019 sebanyak 1290 armada kapal yang terdiri kapal PT. Pelni sebanyak 26 unit, kapal perintis 113 unit dan kapal swasta 1.149 unit dengan kapasitas angkut sebanyak 3.4 Juta penumpang. Dibandingkan dengan jumlah penumpang tahun ini yang mencapai sekitar 1,8 Juta jadi masih cukup. Hanya masalahnya bagaimana mengatur agar kapal-kapal yang ada bisa disiapkan untuk mendukung pelabuhan yang penumpangnya banyak. Tentunya hal ini harus dilakukan dengan persiapan dan koordinasi yang lebih dini dan lebih baik," jelas Capt. Wisnu.
Selain itu, Capt. Wisnu juga menerangkan bahwa program mudik gratis sepeda motor dengan kapal laut tahun 2019 berjalan dengan baik dan mendapatkan respon positif dari masyarakat terbukti dengan banyaknya jumlah motor dan jumlah penumpang yang terangkut dengan kapal mudik gratis tersebut baik arus mudik maupun arus balik.
"Program mudik gratis sepeda motor dengan kapal laut di tahun 2019 mencatat jumlah motor dan penumpang yang diangkut mencapai lebih dari 86 persen dari total kuota yang diberikan Pemerintah. Hal ini menunjukan tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat yang semakin tinggi terhadap aspek keselamatan," jelas Capt. Wisnu.
Pada kesempatan ini, Capt.Wisnu juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada TNI AL yang telah mengerahkan kapal KRI Banda Aceh untuk membantu pemudik dari Balikpapan ke Surabaya dan juga PT. Pelni atas pelayanannya selama menyelenggarakan mudik gratis sepeda motor dengan kapal KM. Dobonsolo yang telah berjalan lancar dan baik.
"Dengan demikian, penyelenggaraan angkutan laut Lebaran tahun 2019 dapat dikatakan berjalan dengan aman, selamat, tertib dan nyaman sebagaimana slogan Ditjen Hubla yaitu Pastinya! Dan slogan mudik tahun 2019 yaitu, Mudik Bareng, Asyik Lancar," tutup Capt. Wisnu.(*)