TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suhu politik di Partai Golkar mulai meninggi lagi menjelang Munas yang akan berlangsung pada 3-6 Desember ini. Perhatian publik kini juga banyak tertuju pada parpol papan atas ini.
“Wajarlah. Golkar memang partai besar. Makin tinggi pohon, makin banyak angin,” kata Rizal Mallarangeng, Plt Ketua Golkar DKI Jakarta.
“Tapi,” lanjut Rizal, “Munas pada akhirnya akan damai dan demokratis. Airlangga Hartarto sudah mengantongi dukungan mayoritas. Dia akan terpilih kembali menjadi Ketum Golkar. Insya Allah.”
Mengenai kritikan yang dilontarkan oleh kubu Bamsoet, misalnya soal Plt (Pelaksana Tugas) Ketua di berbagai daerah, termasuk DKI Jakarta, Rizal Mallarangeng menjawab dengan ringan.
Baca: Ridwan Hisjam Ingatkan Airlangga Minta Izin Tertulis dari Jokowi
“Kritik seperti itu dicari-cari. Plt itu bukan orang, tapi lembaga. Sejauh prosedur penetapannya sah, ya tidak ada masalah. Hak suaranya tidak berbeda dengan ketua definitif.”
“Lagi pula,” kata Rizal, “di DKI Jakarta, kami sudah mengadakan rapat pleno, dan hasilnya adalah dukungan bulat buat Airlangga. Keputusan inilah yang kami bawa ke Munas. Jadi tidak sembarangan, tetapi terlembaga. Bukan orang, tapi organisasi. Itu esensinya.”
Baca: Muncul Wacana Munas Tandingan, Juru Bicara DPP Golkar Heran
Mengenai masa jabatan Plt yang berkepanjangan, Rizal berkata bahwa hal itu harus dilihat pada konteksnya.
“Saya ditunjuk menjadi Plt Ketua DKI pas saat kampanye Pemilu akan dimulai. Konsentrasi kita ke sana, bukan kompetisi internal. Setelah Pemilu, kami rapat pleno, dan diputuskan bahwa Musda DKI akan diadakan pada 2020. Jadi urutannya bagus, Munas dulu dan setelah itu Musda.”
“Yang penting,” lanjut Rizal, “semua keputusan tersebut bukan sesuatu yang subjektif, atau ide orang per orang. Ia adalah keputusan organisasi yang bersifat kolektif kolegial. Itu yang perlu dimengerti.”
Baca: Delapan Kader Daftar Bakal Calon Ketua Umum Golkar
Lebih lanjut Rizal Mallarangeng mengajak seluruh kader Golkar menyambut Munas nanti dalam suasana kegembiraan dan persahabatan.
“Kompetisi adalah hal yang biasa. Malah bagus. Tapi ia harus menjadi proses yang membesarkan partai, bukan memecah-belah. Golkar partai besar, kita harus membuatnya lebih besar lagi, bersama-sama.” (*)