TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor ekonomi kreatif memiliki empat masalah di tengah Covid-19.
Masalah pertama yang dihadapi oleh para UMKM ekonomi kreatif adalah kesulitan memperoleh bahan baku di tengah wabah ini.
"Sulitnya memperoleh bahan baku ini, karena imbas dari kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB) pada beberapa waktu lalu oleh pemerintah daerah akibatnya pasokan bahan baku menurun," ucap Wishnutama dalam diskusi virtual, Minggu (30/8/2020).
Kemudian masalah kedua, lanjut Wishnutama, kemampuan tenaga kerja dan mesin produksi yang belum memadai dan berimbas pada pelaku UMKM.
"Kemampuan tenaga kerja dan mesin produksi yang belum memadai, membuat para pelaku UMKM kesulitan memenuhi pasar domestik dan internasional yang meningkat," kata Wishnutama.
Baca: Ini Cara Sandiaga Uno Agar UMKM Masih Berdaya di Tengah Pandemi
Baca: Teten: BUMN Akan Prioritaskan Pembelian Barang dan Jasa untuk Produk UMKM
Baca: Menparekraf: Destinasi Wisata Bali Bisa Pulihkan Industri Pariwisata Indonesia
Wishnutanma juga menjelaskan, kemampuan tenaga kerja UMKM ekonomi kreatif memang hingga saat ini kecil dan berdampak pada ketidakmampuan memenuhi pasar.
"Ketiga adalah kesadaran UMKM untuk melakukan penelitian masih sangat rendah. Penelitian ini padahal penting, untuk memetakan pasar dan strategi bisnis terhadap produk mereka," ungkap Wishnutama.
Kemudian yang terakhir adalah regulasi untuk ekspor yang dianggap masih sulit dan mengakibatkan produk UMKM domestik sulit menembus pasar global.
"Regulasi sulit ini membuat pelaku UMKM kesulitan untuk melakukan ekspor. Kita perlu sederhanakan lagi izin ekspornya," ucap Wishnutama.
Wishnutama juga mengungkapkan, pihaknya telah melakukan sejumlah terobosan demi mendorong UMKM Go Digital.
Diantaranya pelatihan prosedur ekspor, pengusulan kemudahan regulasi ekspor bagi UMKM domestik, pembuatan kalalog e-digital untuk promosi ke pasar global.