TRIBUNNEWS.COM - Manfaat program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) yang digulirkan Kementerian Pertanian (Kementan) dirasakan oleh Kelompok Tani Ambacang Baru di Desa/Nagari Punggung Kaisak Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Provitas pertanian mereka meningkat drastis setelah tersentuh program RJIT. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menuturkan, peningkatan provitas pertanian merupakan salah satu sasaran antara program RJIT. "Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kesejahteraan petani yang menjadi tujuan utama pembangunan pertanian nasional," tutur Mentan SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, dalam pertanian, air harus selalu ada. Oleh karena itu, Ali menilai manajemen air menjadi sangat penting.
"Program RJIT merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan dari Kementan yang dilaksanakan demi mendukung manajemen air. Dengan kata lain, program RJIT ini adalah bagian dari water management," kata Ali.
Dengan demikian, Ali menilai dalam pertanian perlu ditata airnya, misalnya di mana sekundernya, di mana primernya, di mana tersiernya, di mana kuarternya, di mana irigasi cacing yang ada, sehingga air dapat betul-betul dimanfaatkan untuk mencapai tiga kali masa panen raya.
"Pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Sebab, tak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi," tutur dia.
Direktur Irigasi Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menambahkan, RJIT ini bisa meningkatkan luas areal tanam dan indeks pertanaman petani. Secara teknis, dimensi saluran dengan panjang 67 meter, lebar 0,5 meter, tinggi saluran 0,5 meter, dengan 1 unit bak kontrol.
"Untuk bak kontrol dimensinya panjang 1,5 meter, panjang 1,0 meter dan tinggi 1,0 meter. Dampak layanan sebelum program RJIT digulirkan seluas 28 hektar dan sesudahnya menjadi 30 hektar. Untuk provitas sebelumnya 4,2 ton per hektar menjadi 5,2 ton per hektar," ujar Rahmanto.
Ketua Kelompok Ambacang Baru, Yunaldi menuturkan, kondisi eksisting saluran irigasi sebelumnya merupakan saluran tanah yang mengalami kebocoran di sepanjang saluran dan air tidak sampai ke hilir saluran.
"Dengan program ini pengairan menjadi lancar, air sampai ke hilir dan meningkatkan efisiensi irigasi," tutupnya.