TRIBUNNEWS.COM - Untuk kesekian kalinya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), telah menggulirkan program Klaster Budidaya Tambak Udang Vaname kali ini di Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Program ini berhasil mendorong kegiatan padat karya pemberdayaan tenaga lokal, dimana upaya ini sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di tengah pandemi Covid-19.
“Tambak yang ada saat ini masuk siklus kedua dan berhasil panen parsial pertama. Dari hasil siklus pertama menunjukan tren yang positif. Karena, adanya Klaster Budidaya Tambak Udang Vaname ini telah berhasil memberdayakan tenaga lokal di daerah Cidaun, dan ini sangat bagus guna meningkatkan pendapatan warga sekitar di tengah pandemi seperti sekarang ini,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu dalam keterangannya di Jakarta.
Klaster Budidaya Tambak Udang Vaname, lanjut Dirjen yang akrab disapa Tebe, merupakan kerja sama dengan pihak Perhutani yang dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mandiri. Kebetulan lahannya sangat potensial untuk dioptimalkan guna pengembangan usaha budidaya udang vaname berkelanjutan.
“Pemanfaatan lahan ini sangat bagus sekali, khususnya untuk warga Kecamatan Cidaun yang ingin memulai dan mengembangkan budidaya udang vaname. Sehingga mampu menjadi alternatif bagi masyarakat mendapat pekerjaan selama pandemi Covid-19 ini. Otomatis ekonomi masyarakat sekitar bisa terbantu,” ujar Tebe lagi.
“Apalagi bisa dilihat, hitungannya dalam 1 hektare lahan bisa melibatkan minimal 5 Kepala Keluarga (KK), ini pasti sangat membantu sekali bagi warga sekitar di tengah sulitnya pekerjaan di tengah pandemi Covid-19,” imbuh Tebe.
Untuk itu, ia meminta langsung pada Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang untuk terus memberikan pengawalan dan pendampingan berupa penguatan teknologi serta peningkatan kapasitas SDM masyarakat di Cidaun.
“Meski sudah berjalan dan hasilnya bagus, tapi saya minta Balai jangan berpuas diri, pendampingan harus terus dilakukan agar produktivitas terus ditingkatkan, dan pengetahuan atau skill penerima manfaat dalam hal ini LMDH Mandiri lebih bagus lagi sehingga dapat mentransfer ilmunya kepada masyarakat lainnya,” pinta Tebe.
Produksi udang vaname di klaster tambak udang tersebut harus terus menerapkan prinsip Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). Sehingga udang yang dihasilkan terus terjamin kualitas dan traceability-nya.
Selalu menggunakan benih yang bisa ditelusuri, sudah bersertifikat atau belum, bebas penyakit atau tidak. Demikian juga pakannya sudah terdaftar atau belum. Karena Ini semua merupakan persyaratan food safety, food security sebagai produk berkualitas ekspor.
“Kalau Kabupaten Cianjur pada umumnya sudah banyak yang berhasil dalam budidaya tambak udang vaname. Maka minat masyarakat Cianjur khususnya yang ada di pesisir selatan, untuk menekuni budidaya tambak udang otomatis juga akan sangat tinggi. Sebab tidak hanya potensi pasarnya yang besar, proses produksinya juga lebih mudah lantaran sudah ada teknologi pendukung. Upaya ini sejalan dengan upaya pencapaian target peningkatan nilai ekspor udang nasional sebesar 250% di tahun 2024,” tutur Tebe.
KKP terus meminimalisir masalah-masalah produksi seperti terkait permodala. KKP memfasilitasi pinjaman modal melalui BLU LPMUKP yang memiliki bunga ringan sekitar 3%.
“KKP siap memberikan pendampingan teknis kepada masyarakat yang ingin terjun ke bidang ini. Selain itu, pihaknya memiliki program pinjaman modal berbunga ringan melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) yang dapat diakses oleh masyarakat. Kita punya misi bahwa tambak budidaya udang yang kita buat ini dicontoh masyarakat hingga berkembang secara berkelanjutan baik dari sisi ekosistem, lingkungan maupun berkelanjutan secara sosial ekonomi. Jadi apa yang ingin kita kejar, mudah-mudahan sesuai dengan apa yang kita harapkan,” papar Tebe.
Diberbagai kesempatan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, selalu meminta agar mampu menggenjot produktivitas udang nasional. Agar peningkatan produksi udang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.