TRIBUNNEWS.COM - Ketua Kelompok DPD M. Syukur menanggapi maraknya aksi pembakaran Alquran yang terjadi di Swedia dan Denmark beberapa waktu lalu. Menurutnya, aksi tersebut sengaja dibiarkan oleh otoritas kedua negara.
"Pembakaran Al-Qur'an merupakan pelecehan terhadap simbol agama dan ini sangat melukai perasaan umat Islam, seharusnya pemerintah Swedia dan Denmark menangkap orang yang membakar kitab suci tersebut bukan membiarkannya," kata Syukur.
Syukur juga meminta kepada pemerintah Indonesia untuk aktif merespon adanya pembiaran maraknya aksi-aksi provokasi pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark.
"Pemerintah Indonesia perlu menggalang kekuatan dengan negara-negara Islam yang ada dibawah naungan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menekan negara Swedia dan Denmark menghentikan segala aksi-aksi pembakaran Alquran yang di lakukan oleh kelompok-kelompok ektrimis anti islam," ungkap Syukur.
Baca juga: Tanggapi Sistem Terbuka di Pemilu 2024, M. Syukur: Putusan MK merupakan Kemenangan Demokrasi
Selain itu, anggota DPD RI dari Provinsi Jambi ini menambahkan agar pemerintah Indonesia melakukan diplomasi politik dengan pemerintah Swedia dan Denmark, dan meminta kedua negara tersebut agar dapat mengambil langkah cepat dalam menghentikan segala aksi-aksi pelecehan terhadap simbol-simbol agama yang dapat menyulut kemarahan umat beragama.
Menurutnya, Indonesia yang penduduknya mayoritas beragama Islam dapat menginisiasi pertemuan dengan negara-negara Barat untuk mencari titik terang terkait pencegahan terhadap aksi-aksi pelecehan simbol agama oleh siapapun atau kelompok manapun yang dapat mengganggu stabilitas keamanan internasional.
"Dampak dari pembiaran aksi-aksi pelecehan simbol agama bisa menaikan eskalasi permusuhan antar umat beragama sehingga mengancam keamanan masyarakat dunia," terang Syukur.
Baca juga: Ketua Kelompok DPD di MPR: DPD Melangkah Dengan UU Tersendiri, Manfaat Besar untuk Negeri Ini
Aksi pembakaran kitab suci Alquran yang terjadi di negara Swedia dan Denmark banyak menuai protes dari berbagai kalangan masyarakat internasional, khususnya umat Islam di penjuru dunia.
Di Swedia, aksi Pembakaran Alquran dilakukan oleh Salwan Momika yang bersamaan dengan perayaan Iduladha dan ritual ibadah haji di Makkah, Arab Saudi.
Dengan mengantongi izin dari kepolisian setempat, Momika melakukan aksi protes dengan cara menginjak kitab suci umat Islam dan membakar beberapa halaman dari kitab suci tersebut di depan sebuah masjid terbesar di Stockholm pada Rabu (28/6/2023).
Baca juga: Anggota DPD RI M. Syukur: Amandemen Bukan Harga Murah
Aksi pembakaran Alquran itu kemudian di ulangi lagi oleh Salwan Monika bersama temannya, Salwan Najem di luar gedung parlemen Swedia di Stockholm, pada Senin (31/7/2023) siang.
Mereka berdua menendang dan menginjak-injak kitab suci Alquran setelah itu mereka bakar kitab tersebut halaman per halaman.
Sedangkan di Denmark, aksi pembakaran Alquran dilakukan selama tiga hari berturut-turut oleh kelompok ultranasionalis, yaitu Danske Patrioter atau Patriot Danis yang anti-Islam. Kelompok ini sudah melakukan aksi pembakaran Alquran sejak senin di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, dan yang terakhir hari Rabu (2/8) di depan Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen.(*)