TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad mendorong sarjana yang baru saja lulus dari perguruan tinggi, untuk tidak hanya fokus mencari pekerjaan tapi berani maju menjadi entrepreneur.
Pasalnya, jumlah sarjana yang baru lulus setiap tahun, tidak sebanding dengan jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia. Belum lagi soal ketatnya kompetisi antar sarjana.
Fadel Muhammad mengungkapkan, saat ini ada hampir 10 juta mahasiswa yang belajar di sekitar 4.523 perguruan tinggi di Indonesia dengan 31 ribu program studi. Setiap tahunnya, seluruh perguruan tinggi menghasilkan 1,8 juta sarjana baru.
"Sedangkan menurut statistik, lowongan pekerjaan setiap tahun maksimal hanya untuk 400 ribu orang saja. Sangat timpang. Maka pilihannya hanya tiga bagi lulusan sarjana yang tidak terserap pekerjaan. Yakni, menjadi entrepreneur, meneruskan sekolah atau menganggur," katanya.
Hal tersebut disampaikan Pimpinan MPR dari Kelompok DPD RI ini, saat memenuhi undangan untuk datang dan memberikan Pembekalan dengan judul 'Ke mana Setelah Sarjana?' serta Orasi Ilmiah di acara Sidang Terbuka Senat Dalam Rangka Wisuda XIX Universitas Al Ghifari Tahun Akademik 2023-2024, di Ballroom eL Hotel, Braga, Kota Bandung, Sabtu (4/11/2023).
Baca juga: Fadel Muhammad: Fungsi Pengawasan DPD Lebih Baik Difokuskan pada Masalah Daerah
Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa tentunya pilihan menganggur sangat dihindari oleh para sarjana. Pilihan yang paling masuk akal selain terus berusaha mencari pekerjaan adalah, berani mencoba menjadi enterpreneur.
"Menjadi entrepreneur memang saya tekankan dari awal. Apalagi, Hasil survei World Economic Forum kepada pemuda Asia Tenggara menyebutkan, sebanyak 35,5 persen pemuda usia 15-35 tahun di Indonesia ingin menjadi pengusaha di masa depan. Posisi pemuda Indonesia tertinggi dibanding pemuda-pemuda Asia Tenggara lainya seperti (dalam persen),Thailand 31,9, Vietnam 25,7, dan Malaysia 22,9, Filipina 18,7 dan Singapura 16,9," terangnya.
Fadel menambahkan, ada juga survey bahwa sekitar 72 persen generasi milenials dan Z di Asia Pacifik seperti Indonesia, Jepang, Filipina dan Singapura, memilih menjadi entrepreneur atau pengusaha dan hidup mandiri.
"Pengalaman saya sendiri, dulu sejak jadi mahasiswa ITB, saya tidak pernah berpikir untuk menjadi karyawan setelah lulus. Saya melatih potensi entrepreneurship saya dengan cara, sejak kuliah saya dan teman-teman membuat kaos dengan simbol-simbol ITB dan menjualnya dan ternyata laku keras di kalangan anak SMA yang suka dengan ITB," ujarnya.
Setelah lulus, lanjut Fadel Muhammad, kemampuan entrepreneurship-nya terus berkembang hingga dia dan teman-teman membuat pabrik bernama Bukaka Teknik Utama dan eksis hingga sekarang.
Baca juga: Bertemu Pj Gubernur NTB, Fadel Muhammad Berpesan Agar Pemda Bersikap Netral pada Pemilu 2024
Ia pun menyatakan bahwa saat ini dirinya memegang banyak hak paten atas karyanya, seperti sistem Garbarata yang ada di Bandara sebagai jembatan penghubung penumpang pesawat.
"Intinya, jangan takut untuk berani mengambil peran sebagai usahawan atau entrepreneur. Manfaatkan ilmu yang kalian gali di Perguruan Tinggi untuk menajamkan insting enterpreneurship kalian. Jangan takut, jangan lelah, bersabar dan terus belajar serta terus berusaha keras," pungkasnya.
Acara yang berlangsung khidmat dan meriah ini turut dihadiri Rektor Universitas Al Ghifari Prof. Dr. H. Didin Muhafidin bersama jajaran Rektorat dan Dekanat serta Pimpinan lembaga di Universitas Al Ghifari, Kepala LLDIKTI IV Jabar Banten Dr. Samsuri, MT dan Pendiri/Perintis dan Ketua Pembina Yayasan Al Ghifari Drs. H. Sali Iskandar, MM serta ratusan wisudawan dan wisudawati. (*)