TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo menghadiri perayaan Diwali (Deepavali) yang diselenggarakan oleh keluarga besar Harjani, pendiri PK Entertainment yang merupakan promotor konser Coldplay dan penyanyi Ed Sheeran di Indonesia.
Seperti diketahui, Diwali adalah suatu perayaan yang menandakan kemenangan kebaikan (Dharma) atas keburukan (Adharma), serta melambangkan perayaan serta harapan manusia.
Diwali merupakan acara festival cahaya bagi umat Hindu, dirayakan di seluruh India, dengan menyalakan lampu, lampion, dan kembang api untuk menandai kemenangan cahaya atas kegelapan, kebaikan atas kejahatan, dan kearifan atas kebodohan.
"Perayaan Diwali atau hari kemenangan bagi umat Hindu bisa menjadi momentum untuk mewujudkan harmoni dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, serta membangun solidaritas dan soliditas kebangsaan. Karena setiap perbedaan latar belakang agama, suku, dan budaya bukanlah penghalang bagi kita untuk bersatu dan bukanlah penghalang bagi kita untuk hidup rukun dalam keharmonisan. Perbedaan juga bukan penghalang untuk hidup saling menghormati, saling membantu, saling tolong menolong, dan membangun solidaritas sosial yang kokoh," ujar Bamsoet.
Baca juga: Ketua MPR RI Bamsoet Apresiasi Kesuksesan Pelaksanaan Indonesian Drift Series 2023
Pernyataan tersebut disampaikan usai menghadiri perayaan Diwali (Deepavali) yang diselenggarakan oleh keluarga besar Harjani, di Jakarta, Minggu malam (12/11/2023).
Diketahui, acara ini dihadiri keluarga besar Raam Jethmal Punjabi tersebut antara lain Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan, Wakapolda Metro Jaya Brigjen. Pol. Suyudi Ario Seto dan lain-lain.
Lebih lanjut Bamsoet menjelaskan, berbagai perbedaan tersebut tidak harus diseragamkan, tidak juga harus ditiadakan. Semua perbedaan dan keragaman justru harus diikat oleh persaudaraan sejati. Diikat oleh kebersamaan, diikat oleh kesadaran yang kuat bahwa kita adalah saudara sebangsa dan se-Tanah Air.
"Terlebih tidak lama lagi kita akan segera menyambut pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Serentak Tahun 2024. Pada beberapa kali penyelenggaraan Pemilu, hampir selalu menyisakan residu persoalan di tengah tengah masyarakat. Karena itu, diperlukan sikap kedewasaan dan kebijaksanaan dari segenap pemangku kepentingan, untuk tidak memperkeruh kondisi dengan berbagai kegaduhan yang tidak perlu, yang jutsru merugikan kehidupan rakyat," jelas Bamsoet.
Ia pun menerangkan, segenap komponen bangsa, termasuk seluruh umat beragama, memiliki tanggungjawab kolektif yang sama, untuk menyukseskan penyelenggaraan pesta demokrasi agar berjalan secara tertib, lancar, jujur, adil, dan berkualitas.
Baca juga: Gelar Sosialisasi Empat Pilar, Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Tak Terprovokasi Black Campaign
"Umat beragama seyogyanya menjadi mitra strategis pemerintah, dalam menjaga agar aktualisasi kehidupan berpolitik tidak bersinggungan dengan isu-isu sensitif yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, dan memicu konflik horisontal. Apalagi, menjadikan agama sebagai alat pembenar untuk melakukan berbagai tindakan yang justru mencederai, atau bahkan bertentangan, dengan norma agama itu sendiri," pungkas Bamsoet. (*)