TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad turut buka suara dan menanggapi pencabutan TAP MPRS No. XXXIII/MPRS/1967. Jalan panjang pemulihan nama baik Ir. Soekarno kini berbuah manis, setelah MPR resmi mencabut TAP MPRS 33/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Soekarno.
Sebagaimana diketahui, dalam tap tersebut berbunyi Presiden Sukarno disebut melindungi tokoh-tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI). Dengan pencabutan tap tersebut maka segala tuduhan yang ditujukan kepada Soekarno menjadi gugur dan tidak terbukti.
Adapun terkait pencabutan, MPR menggelar agenda ‘Silaturahmi Kebangsaan Pimpinan MPR Dengan Presiden V Republik Indonesia Dan Penyerahan Surat Pimpinan MPR Kepada Keluarga Bung Karno Tentang Tidak Berlakuknya Lagi Tap MPRS No. XXXIII/MPRS/1967’, yang turut dihadiri oleh sejumlah tokoh.
Mulai dari Ketua MPR Dr. H. Bambang Soesatyo, BA., SE., SH., MBA; para Wakil Ketua MPR yakni, Dr. Ahmad Basarah, SH., MH; H. Ahmad Muzani, SSos; Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, Lc., MA; dan Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad. Juga hadir Menteri Hukum dan HAM Dr. Supratman Andi Agtas.
Turut hadir pula Keluarga Bung Karno, yakni Prof. Dr (HC). Hj. Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra. Di antara ratusan undangan yang lainnya, juga banyak hadir anggota MPR/DPR dari Fraksi PDIP, serta Plt. Sesjen MPR Siti Fauziah, SE., MM.
Baca juga: Fadel Muhammad: MPR Akan Rekomendasikan Perubahan UUD NRI Tahun 1945
Kepada awak media, Fadel Muhammad mengatakan, acara MPR yang digelar hari ini sangat luar biasa. Tentang adanya pencabutan tap tersebut dan rencana pemberian dokumen menurutnya sudah disampaikan oleh pimpinan MPR saat melakukan silaturahmi kebangsaan di kediaman Megawati.
“Namun Ibu Mega ingin kabar pencabutan tap itu dan pemberian dokumen digelar di MPR”, ungkapnya.
Harapan dari Presiden V Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDIP itu agar seluruh rakyat dan bangsa Indonesia mengerti bahwa langkah politik yang dilakukan pada tahun 1967 merupakan kekeliruan masa lalu.
“Pimpinan MPR setuju usulan Ibu Mega dan kita buat acaranya pada hari ini”, ujar Fadel Muhammad.
Dalam acara tersebut, putra pertama Soekarno, Guntur mewakili pihak keluarga menyampaikan sambutan atau pidato atas tidak berlakunya kembali Ketetapan MPRS No. XXXIII.
Fadel Muhammad tertarik dengan apa yang disampaikan oleh Guntur. “Sangat menarik”, ujar pria alumni ITB itu.
Dalam sambutan, Guntur menyampaikan pikiran-pikiran Bung Karno. Jadi tidak mungkin seorang proklamator menjadi pengkhianat bangsa.
“Mas Guntur juga mengungkap apa yang selama ini orang tidak berani bicarakan”, tutur pria yang pernah menjadi Gubernur Gorontalo dua periode itu.
Baca juga: Bamsoet Nilai Indonesia Kehilangan Arah atas Pilihan Demokrasi
Diungkap dalam sambutan tersebut bahwa Soekarno mengemukakan gagasan-gagasan tentang sosialisme. Meski demikian sosialisme yang diinginkan adalah sosialisme yang berketuhanan dan untuk kepentingan rakyat. Kata sosialisme oleh sebagaian orang dianggap berkonotasi negatif.
“Tetapi pikiran Soekarno tentang sosialisme tidak demikian. Sosialisme yang ingin dikembangkan adalah sosialisme yang berketuhanan dan untuk kepentingan rakyat”, ujar Fadel Muhammad.
“Kalau saya memahami ini adalah sosialisme Islam”, tambah pria yang juga menjadi Guru Besar Universitas Brawijaya itu.
Ditegaskan oleh Fadel Muhammad, bila Soekarno tidak mengembangkan sosialisme maka paham liberalisme dan kapitalisme akan berkembang kuat di tanah air.
Hal-hal demikian menurutnya perlu didiskusikan kembali dan perlu diangkat ke permukaan. Diakui selama ini muncul gap yang dalam antara orang kaya dan miskin. Jumlah orang kaya dan miskin disebut seperti piramida.
“Ini bisa terjadi karena meninggalkan pikiran-pikiran Bung Karno”, tuturnya.
Dengan pencabutan tap tersebut, dirinya berharap agar pikiran Presiden I itu dikuatkan kembali.
Baca juga: Guna Maksimalkan Potensi, Fadel Muhammad Ajak Generasi Muda untuk Hindari Kebanyakan Rebahan
Selepas acara, Fadel Muhammad mengatakan Keluarga Bung Karno, terutama Guntur dan Megawati mengucapkan terima kasih kepada MPR. “Ibu Mega sampai terharu dan berkaca-kaca matanya”, ungkapnya.
“Di usianya yang sudah semakin sepuh, Mas Guntur bisa melihat nama Bapaknya dipulihkan”, tambahnya.