TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak-anak Jakarta malas membaca? Siapa bilang?
Tahun ini, Pemprov DKI mencatat gebrakan kreatif untuk meningkatkan kegemaran baca anak-anak Jakarta. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta menginisiasi Gerakan #BacaJakarta.
Gerakan yang dicanangkan Dispusip Provinsi DKI Jakarta ini mengikuti pola Pemerintahan 4.0, di mana Pemprov DKI berperan sebagai fasilitator dan kolaborator. Dispusip membangun kolaborasi dengan Forum Taman Baca Masyarakat (dari unsur komunitas) dan BUMD.
Gerakan #BacaJakarta menjadi pintu awal bagi berbagai gagasan program lain terkait peningkatan minat baca di Jakarta, seperti PT MRT Jakarta yang hendak membuat ruang baca di setiap stasiun MRT, TBM di 38 lokasi yang semakin menggeliat kegiatan literasinya, wisata literasi yang dilakukan di 6 perpustakaan daerah, Hari Anak Jakarta Membaca, keikutsertaan difabel pada lomba-lomba literasi (mewarnai dan membaca buku braille), juga lomba literasi seni melalui Piala HB Jassin.
Apa itu Gerakan Baca Jakarta?
Gerakan Baca Jakarta adalah gerakan berupa tantangan membaca buku bagi anak-anak usia 7-12 tahun untuk membaca selama 30 hari.
“Untuk anak usia 7-9 tahun, tantangannya membaca minimal 15 menit setiap hari selama 30 hari. Sedangkan, anak usia 10-12 tahun minimal membaca 30 menit tiap hari selama 30 hari. Tujuannya, tentu saja untuk menciptakan ekosistem membaca yang berkelanjutan, yang terbangun melalui kebiasaan membaca,” ujar Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dispusip DKI Jakarta, Suryanto, Sabtu (30/3/2019), seperti dikutip Berita Jakarta, situs berita resmi Pemprov DKI.
Baca: Pemprov DKI Kelola PDS H.B. Jassin, Bukti Serius Jaga Karya Sastra
Lebih lanjut, Suryanto menjelaskan, Gerakan #BacaJakarta ini sekaligus bertujuan mengaktifkan dan menghidupkan ruang-ruang baca di Jakarta untuk mendukung hasrat dan daya baca anak.
"Gerakan masif ini dapat meningkatkan kunjungan masyarakat ke perpustakaan maupun ruang baca lainnya, baik di tingkat kelurahan, kecamatan, maupun provinsi," terangnya.
Gerakan tersebut telah berlangsung di 143 titik ruang baca yang tersebar di Jakarta.
Titik ruang baca mencakup perpustakaan umum, perpustakaan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), perpustakaan rusun, Taman Baca Masyarakat, perpustakaan umum, Pojok Baca, hingga Garasi Baca.
#BacaJakarta didukung oleh 928 relawan yang berasal dari para profesional, orang tua, pengelola titik baca, dan masyarakat yang peduli dengan kegemaran membaca anak-anak. Mereka juga turut membantu menggaungkan gerakan ini melalui media sosial.
Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat DKI Jakarta, Nandha Julistya mengatakan, para relawan mendampingi anak-anak yang mengunjungi titik baca dan melibatkan mereka secara aktif selama proses membaca dan belajar.
"Setiap hari mereka akan membuat ringkasan buku didampingi oleh relawan literasi," ungkapnya, seperti dilansir Berita Jakarta.