News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PTM Terbatas, Antara Kesiapan Sekolah dan Peran Orang Tua

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah murid saat menjalani uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tahap dua di SDN Malaka Sari 13 Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (9/6/2021). Dinas Pendidikan DKI Jakarta menggelar uji coba pembelajaran tatap muka tahap 2 yang diikuti 226 sekolah salah satunya SDN Malakasari 13. Siswa yang ikut belajar tatap muka yang digelar pada pukul 07.00-09.00 WIB hanya 50% dari kapasitas. (Tribunnews/Jeprima)

TRIBUNNEWS.COM - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas akan segera dimulai di tahun ajaran 2021-2022. Ini merupakan opsi tambahan dari opsi sebelumnya yang ditawarkan sekolah kepada orang tua murid, yakni pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Prinsip PTM terbatas tetap mengacu pada keselamatan dan kesehatan peserta didik dan tenaga kependidikan. Pada masa PTM terbatas yang akan dimulai di tahun ajaran 2021-2022, sekolah harus memberikan dua opsi yakni PTM terbatas dan opsi PJJ,” ungkap Katman, Koordinator PMP dan Kerja Sama Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek.

Kemendikbudristek berharap orang tua murid menghimpun informasi tentang kesiapan sekolah dan memperhatikan sarana lain yang menunjang keselamatan dan keamanan siswa di sekolah. Selain itu, orang tua dan masyarakat diharapkan memfungsikan tim yang terlibat dalam Satgas COVID-19 di sekolah.

Hal lain yang perlu dipastikan adalah guru dan tenaga pendidik pun harus selesai divaksinasi 100% di sekolah tersebut sebelum PTM Terbatas dilaksanakan. PTM terbatas yang diujicobakan sebelumnya di Jakarta sudah dievaluasi oleh Kemendikbudristek.

“Sejauh ini uji coba PTM terbatas cukup positif karena dapat mendidik anak- anak agar beradaptasi dengan perilaku hidup baru. Sisi positif lainnya adalah model PTM terbatas ini akan meningkatkan sisi kreativitas guru,” ujar Katman.

Di sisi lain, Katman menjelaskan, khusus untuk satuan Pendidikan PAUD dan SD, jumlah peserta PTM terbatas ini sangat dibatasi. Dengan begitu murid-murid PAUD dan SD bisa diawasi secara optimal.

“Untuk peserta didik PAUD misalnya, dalam pelaksanaannya juga diarahkan untuk melakukan aktivitas di ruang-ruangan sehingga lebih mudah untuk diberlakukan jaga jarak daripada di ruang kelas. Itu salah satu praktik positif PTM terbatas yang dilakukan di PAUD,” ujar Katman.

Tata Karwita, orang tua murid sekaligus anggota Komite Sekolah SMKN 1 Kemang Bogor menyatakan dukungannya terhadap rencana PTM terbatas ini.

“Perwakilan orang tua murid khususnya di SMKN 1 Kemang Bogor, menganggap PJJ yang berjalan saat ini dirasakan kurang efektif. Pertama karena kondisi ekonomi orang tua murid rata-rata kurang mampu untuk mengakomodasi fasilitas PJJ seperti gawai dan kuota internet. Hal lain, orang tua juga tidak maksimal mendampingi pembelajaran anak-anaknya karena kurangnya kemampuan dari sisi keilmuan orang tua, juga karena alasan bekerja,” tuturnya.

Orang tua murid SMKN 1 Kemang Bogor sudah memberikan dukungan dalam bentuk tertulis untuk pelaksanaan PTM terbatas ini. Syarat yang diperhatikan orang tua murid antara lain, wilayah sekolah masuk zona hijau, juga sekolah diminta memenuhi persyaratan protokol kesehatan di sekolah.

“Tenaga guru dan pendidik di SMKN 1 Kemang Bogor juga sudah semua divaksinasi sehingga menimbulkan optimisme orang tua murid agar bisa memulai PTM terbatas ini,” tambah Tata Karwita.

Dr. Seto Mulyadi, M.Si, Ketua Umum LPAI, dalam kesempatan yang sama menyampaikan apabila dalam praktiknya, PJJ porsinya terlalu akademik dan murid-murid kita terlalu lamamenatap layar, hal ini jadi kurang efektif.

“Apabila nantinya saat pembelajaran PTM terbatas ini memang terjalin komunikasi antara orang tua dan sekolah, maka orang tua akan menjadi ujung tombak pembelajaran. Jadi saya kira sudah tepat apabila ada opsi PTM terbatas dan PJJ yang ditawarkan oleh sekolah,” ujarnya

Kak Seto juga menekankan untuk mempersiapkan infrastruktur keberangkatan dan kepulangan siswa dari sekolah nantinya. Tujuannya agar murid-murid di kendaraan umum tidak saling berdesak-desakan.

“Harus ada komunikasi yang sangat efektif dari pihak sekolah dengan orang tua, kalau perlu secara individual karena sekarang kita bisa berkomunikasi melalui WhatsApp atau zoom. Sehingga orang tua bisa mendapatkan penjelasan yang lengkap dari sekolah, dengan begitu orang tua betul-betul yakin dan tidak lagi khawatir untuk mengantar anak-anaknya belajar kembali ke sekolah,” tambah Kak Seto.

Untuk menghilangkan kekhawatiran orang tua, Kak Seto berpesan kepada para orang tua bahwa semua anak pada dasarnya cerdas dan senang belajar. Belajar yang membuat mereka optimal adalah belajar dalam suasana gembira, aman, dan nyaman.

“Jadi mari kita ciptakan suasana tersebut dimanapun mereka belajar,” ujarnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini