TRIBUNNEWS.COM - Dunia saat ini menghadapi ancaman serius akibat pemanasan global yang semakin mengkhawatirkan.
Berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, telah berkomitmen untuk mencapai net zero emission, dengan target global pada tahun 2050, sementara Indonesia menetapkan tahun 2060 sebagai batas waktu untuk mencapai target tersebut.
Namun, kenyataannya, upaya global untuk mencapai net zero emission yang telah dicanangkan sejak Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP21) di Paris tahun 2015, belum membuahkan hasil yang signifikan.
Bahkan pada tahun 2023, planet Bumi memecahkan rekor emisi karbon dan gas rumah kaca tertinggi yaitu sebanyak 45.1 milyar ton (40.9 milyar metrik ton) hingga beragam laporan menyebutkan bahwa tahun tersebut adalah "tahun terpanas dalam sejarah manusia”.
Dalam menghadapi tantangan iklim ini, konsep "Avoidance" seperti contoh diantaranya adalah adaptasi energi terbarukan, penggunaan kendaraan listrik ataupun praktik pertanian berkelanjutan telah diupayakan secara serius.
Namun, diperlukan langkah yang lebih cepat dan efektif untuk mengurangi jejak karbon secara drastis, salah satunya melalui teknologi "Carbon Removal."
Dalam konteks inilah, PT. Planet Karbon Teknologi (Planet Carbon), sebuah perusahaan rintisan teknologi hijau (green-tech start up), hadir di Indonesia.
Perusahaan ini berfokus pada penerapan teknologi Carbon Removal dengan mengonversi limbah organik (biomassa) menjadi biochar.
Produk ini terbukti tidak hanya meningkatkan kesehatan lahan pertanian dan perkebunan tetapi juga mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca secara signifikan.
Kiagus Andre Zailani, Co-Founder sekaligus Managing Director Planet Carbon, menyatakan, "Kami hadir sebagai bentuk kepedulian terhadap planet bumi dan lingkungan hidup, sekaligus ingin mendukung para pelaku industri khususnya sektor Perkebunan dan pertanian dalam memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan. Proyek biochar kami juga menawarkan nilai ekonomi yang tinggi melalui Carbon Credit yang dihasilkan."
Berbagai jurnal ilmiah baik nasional dan internasional telah mempublikasikan bahwa biochar sangat efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Ketika digunakan pada lahan pertanian atau perkebunan, karbon yang terserap di biochar dapat bertahan di dalam tanah selama ratusan hingga ribuan tahun, sehingga tidak menguap kembali ke atmosfer.
Sebagai perusahaan rintisan yang baru, Planet Carbon berkomitmen untuk membantu mempercepat upaya pengurangan karbon di Indonesia, di mana saat ini belum banyak perusahaan sejenis yang beroperasi di tanah air.
Salah satu keunggulan layanannya adalah pada teknologi yang diusung dengan dukungan tim ilmuwan baik dari dalam dan luar negeri.
Teknologi dan sistem operasional yang diusung Perusahaan ini memungkinkan produk biochar yang dihasilkan bukanlah biochar yang standar, namun tailor-made, sehingga pada penerapannya dapat memberikan dampak maksimal terhadap peningkatan produktivitas tanaman.
Andre menambahkan sekaligus menutup dengan harapan agar kehadiran Planet Carbon dapat turut mendukung pelaku industri untuk mencapai kesuksesan bisnis, sekaligus memastikan praktik usaha yang berkelanjutan bagi planet kita, serta tentunya mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi krisis iklim sebagai bagian dari komunitas global.
Tentang Planet Carbon
PT. Planet Karbon Teknologi (www.planetcarbon.earth) menyediakan teknologi mutakhir untuk solusi pengurangan emisi karbon dan emisi gas rumah kaca bagi industri perkebunan dan pertanian.
Didukung oleh platform teknologi CST™ yang memanfaatkan teknik produksi biochar, metodologi kredit karbon berkualitas tinggi, teknologi tanah-karbon dan analitik data, pelaku industri mendapatkan layanan terintegrasi untuk pemanfaatan sampah organik (biomassa), produksi biochar, monetisasi biochar hingga perbaikan tanah.
Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan keuntungan melalui perbaikan kondisi tanah guna meningkatkan hasil panen sekaligus memberi dampak signifikan pada upaya mengatasi krisis iklim dan pemanasan global.
(*)