Laporan Wartawan Tribunnews.com, Agustina NR
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Sedikitnya jumlah entrepreneur (pengusaha) di Indonesia membuat tokoh pendidikan Seto Mulyadi atau Kak Seto angkat bicara.
Menurutnya pendidikan di Indonesia belum memberikan kurikulum tentang kewirausahaan, guna membibit anak-anak menjadi pengusaha. Pendidikan di Indonesia masih mengarahkan anak-anak sekolah jadi pekerja kantoran.
"Pendidilkan kita belum menyentuh itu. Seharusnya guru mengenalkan tentang kewirausahaan," kata Kak Seto.
Saat ini, guru diberi keleluasaan menciptakan kurikulum di seolah yang mereka ajar. Kurikulum tersebut dapat didesain para guru dangan melibatkan wali murid. Dengan materi kewirausahaan, anak dapat hal kreatif dan berani mencoba berbagai hal. Apalagi entrepreneur di Indonesia masih tergolong sedikit, jika ingin menjadi negara yang sukses, perbanyak entrepreneur atau pencipta lapangan kerja.
"Anak-anak sejak dini diberi ruang untuk kreatif di lingkungan keluarga dan sekolah. Supaya melahirkan entrepreneur dan meciptakan lapangan kerja."
Menumbuhkan seorang entrepreneur memang tak gampang, tetapi jika dibina sejak dini akan lebih mudah. Entrepreneur di negara sedikitnya dua persen dari penduduknya, jika hal itu tercapai, Indonesia akan mengurangi permasalahan ekonomi, berkurangnya utang, korupsi, serta menurunnya angka pengusaha yang tidak mempunyai etika usaha.
"Dibandingkan dengan Singapura dan Thailand, Indonesia masih jauh tertinggal. Menyambut Indonesia emas, Indonesia harus mengeluarkan entrepreneur," jelas Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak.
Baca berita terkini lainnya
- Begini Cara Kenalkan Uang Jajan Tanpa Bikin Anak Matre 10 menit lalu
- Hebat! Remaja-remaja Kreatif Ini Berbisnis Keripik Bekicot 45 menit lalu
- Ini Lho Makanan Peningkat Memori Otak Anak 7 jam lalu
- Nasi Lemak Ikan Bilis dan Kacang Goreng Renyah di Mulut 7 jam lalu
- Ingin Tubuh Bugar? Perbanyak Sarapan Protein 10 jam lalu
- Asyiknya Meracik Warna Lispstik Sendiri 11 jam lalu
- Sensasi Rasa Gurihnya Nasi Bambu 12 jam lalu