TRIBUNNEWS.COM - Ipsos, the home of researchers, sebuah perusahaan riset pasar mengumumkan hasil survei Asiabus baru-baru ini terhadap 1040 orang usia 15-64 di kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan. Demikian rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com, Kamis (13/9/2012).
Yang menarik ditunjukkan dari survei ini adalah sebenarnya separuh lebih (58 persen) orang Indonesia yang diwakili oleh keempat kota besar tersebut diatas, merayakan Lebaran di dalam kota dimana mereka tinggal dan sisanya mudik ke kampung halaman (42 persen). Yang merencanakan mudik paling banyak adalah orang Surabaya (62 persen), disusul orang Bandung (38 persen), orang Jakarta (36 persen) dan orang Medan (24 persen). Ditilik dari status sosial ekonomi, secara keseluruhan adalah SEC (Social Economy Classification) E yang paling banyak mudik (52 persen). Baik yang berada di dalam kota maupun yang mudik ke kampung halaman, aktifitas kebanyakan adalah mengunjungi (85 persen) sanak saudara dan handai taulan dan menerima (70 persen) mereka di rumahnya. Disusul dengan beristirahat di rumah (53 persen), pergi ke tempat hiburan (41 persen) dan pergi ke pusat perbelanjaan (36 persen).
Mari intip anggaran dana yang biasanya dipersiapkan untuk hari Lebaran. Mayoritas akan menghabiskan sampai dengan Rp. 2.000.000 (dua juta Rupiah) untuk keperluan Hari Raya ini. Kalau dilihat per kota, Jakarta, sebesar 52 persen, menghabiskan sampai dengan 2 juta Rupiah dan 19 persen menghabiskan dana di bawah 1 juta Rupiah, sisanya menghabiskan dana di atas 2 juta Rupiah. Surabaya 34 persen menghabiskan sampai dengan 2 juta Rupiah dan 36 persen menghabiskan dana di bawah 1 juta Rupiah. Medan, 45 persen menghabiskan dana sampai dengan 2 juta Rupiah dan 29 persen di bawah 1 juta Rupiah dan Bandung, sebesar 21 persen menghabiskan dana sampai dengan 2 juta Rupiah dan 63 persen di bawah 1 juta Rupiah.
Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji merupakan sumber dana utama untuk biaya merayakan Lebaran. Selain itu adalah keuntungan usaha, tabungan, pemberian keluarga, bonus dan paling sedikit adalah dari investasi. Yang menarik, orang Bandung yang paling banyak menghandalkan keuntungan usaha sebagai sumber dana utama untuk biaya merayakan Lebaran setelah Tunjangan Hari Raya dibandingkan kota-kota lainnya.
Untuk apa sajakah dana tersebut dihabiskan? Dari survei ini diketahui bahwa sebagian besar (92 persen) menjawab dana tersebut akan dihabiskan untuk membeli makanan dan minuman, 77 persen menjawab untuk belanja baju, elektronik dan oleh-oleh, 72 persen menjawab untuk sanak saudara, 67 persen menjawab untuk zakat. Konsumsi lainnya yaitu untuk bersantai (58 persen), bepergian (50 persen), sedekah (35 persen) dan hanya sedikit yang menjawab untuk penginapan dan ditabung. “
Lalu bagaimana dengan orang yang bukan beragama Islam (non-Muslim) di empat kota besar ini menghabiskan waktu liburan Lebaran? Sebanyak 73 persen menyatakan beristirahat di rumah, 56 persen mengunjungi sanak-saudara dan handai taulan, 38 persen mengunjungi pusat perbelanjaan, 31 persen menerima sanak saudara dan handai taulan di rumahnya dan 19 persen bepergian ke tempat.