WOW... Petualangan tiga bulan lebih 10 hari. Itulah salah program terbaru stasiun televisi Kompas TV. Perjalanan menyusuri pelosok Indonesia selama 100 hari nonstop yang dikemas dengan program titel 100 Hari Keliling Indonesia. Bintang film dan presenter Ramon Y Tungka selaku pemandu program bersama tim produksi Kompas TV melaporkannya catatan harian untuk pembaca Tribunnews.com. Berikut catatannya.
TRIBUNNEWS.COM - Ramon Y Tungka dan tim 100 Hari Keliling Indonesia Kompas TV masih berkelana menguak moleknya pemandangan alam di Sumatera. Masih ada di Bengkulu, Ramon diantar Bus Damri menuju Simpang Jembatan di Ketahun.
"Walau jalanan sangat tidak nyaman namun rasa-rasanya ongkos 15 ribu rupiah yang saya keluarkan setimpalah dengan pemandangan yang disuguhkanSaya dan tim melanjutkan perjalanan dengan mobil carteran, biaya yang kami keluarkan perorang hanya 25 ribu rupiah," cerita Ramon dalam catatan hariannya.
Tujuan Ramon ke Napal putih. Menuju ke sana adalah perjalanan yang sangat panjang dan lagi-lagi karena kondisi jalan yang agak rusak dan berliku-liku. Apa yang mereka temukan di sana?Lokasi tambang tua milik Belanda ternyata yang disasar.
Kemolekan perjalanan sebelumnya tak lagi menghampiri Ramon. Alat transportasi dengan nama Molek ternyata tak seindah namanya. "Boleh percaya boleh tidak, Molek yang ternyata adalah kereta kayu pendek ini tidaklah semolek yang saya pikir. Ah mungkin saya sebelumnya terlalu mengkhayal saja, berharap terlalu tinggi," ucapnya.
Kereta ini panjangnya 3 meter saja. Lebarnya pun hanya 120 Centimeter. Dalam molek itu ada 4 baris kursi yang masing-masing diisi oleh dua orang penumpang, Lucunya bangku untuk sopir tidak berada di posisi paling depan, tapi di nomor dua.
"Wah rasanya seru sekali, apalagi pemandangan kiri kanannya sangat indah. Pokoknya keren deh. Tapi saya enggak mau cerita banyak-banyak ya, kalau mau lengkapnya nonton saja nanti. Ini bukan promosi lho, hanya informasi," kata Ramon.