News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fashion

Kulit Pohon Ara Disulap Jadi Busana High Taste

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Busana dari kulit pohon ara karya desainer Nigeria, Bobby Kolade.

TRIBUNNEWS.COM - Selama empat hari, 2 - 5 Juli 2013, ibukota Jerman, Berlin, menjadi tuan rumah Berlin Fashion Week Spring-Summer 2014.

Lebih dari 50 desainer dari 15 negara telah memamerkan karya mereka untuk musim semi-panas tahun depan di ajang ini.

Salah satu desainer yang karyanya cukup mendapat perhatian adalah Bobby Kolade.

Desainer berusia 26 tahun asal Nigeria ini menampilkan koleksi busana perempuan dengan menggunakan kain yang terbuat dari kulit kayu pohon ara di Uganda.

Diwartakan Voice of America, Bobby menjadi desainer pertama di negeri Barat yang mengolah kulit kayu pohon ara menjadi busana. Biasanya material ini hanya diolah menjadi peralatan rumah tangga.

"Ini adalah kain yang menarik. Sangat ringan, tapi tak mudah kusut di saat yang bersamaan. Sulit untuk mengolahnya memang," ujar Bobby yang menimba ilmu fashion di Berlin.

Ia juga menuturkan, kulit kayu ia gunakan sebagai alternatif pengganti bahan kulit binatang.

"Saya ingin mencoba mengganti kulit binatang dengan kain kulit kayu, karena sebagai seorang vegetarian saya tidak mengolah kulit," tutur Bobby yang menampik penggunaan material ini sebagai caranya untuk menghemat.

Besar di Uganda dan Sudan, ia terkesima saat melihat petani lokal mengupas kulit kayu tanpa merusak pohon ara tersebut. Usai "dikuliti", pohon lalu dibungkus dengan daun pisang.

Ia menuturkan, proses berlanjut dengan merebus kulit di dalam panci besar untuk melembutkan teksturnya. Setelah itu, permukaan kembali dipipihkan dengan semacam palu yang terbuat dari kayu pohon jambu sampai menipis 10 kali dari ukuran aslinya.

"Kulit lalu dijemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan warna yang diinginkan," jelas Bobby.

UNESCO sendiri telah memasukkan kulit kayu pohon ara dalam daftar warisan budaya "Intangible Cultural Heritage" pada tahun 2008.

Di Berlin, Bobby mendapatkan material tersebut dari Bark Cloth, importir kain kulit kayu di Berlin Barat.

"Kami mengambil produk hasil akhir dari para petani dan pembuat kain kulit kayu, lalu kami memodifikasinya. Jadi barang yang Bobby adalah yang sudah kami modifikasi warnanya," ujar Mary Barongo, co-founder Bark Cloth.

Di tangan dingin Bobby, kain kulit kayu tersebut diolah menjadi blouse, blazer, sleeveless blouse, yang feminin dalam potongan yang 'clean' dan arsitektural.

Daniel Ngantung

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini