TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama ini, desainer Tex Saverio sangat lekat dengan image gaun adibusana atau couture. Belum lama berselang, ia berencana meluncurkan lini busana siap pakainya, Tex Saverio Jakarta.
Sebelum show-nya yang digelar pada sabtu (19/10/2013) lalu, Kompas Female berkesempatan untuk berbincang dengan Tex Saverio. "Ini adalah koleksi perdana dari lini busana siap pakai saya. Dan acara ini sekaligus sebagai peluncuran Tex Saverio Jakarta," tutur Tex saat ditemui di Buyer's Room Jakarta Fashion Week 2014, Kamis (17/10/2013).
Tex juga menambahkan bahwa koleksi perdananya ini pertama kali dipamerkan di Paris Fashion Week 2014 beberapa waktu lalu. Koleksi ready to wear pertamanya ini mengambil tema "Fantasy Made Reality".
Dengan tema ini Tex ingin memberi gambaran kepada banyak orang bahwa sebenarnya tak ada hal-hal mustahil yang tak bisa diwujudkan. "Saya menggabungkan imajinasi untuk diwujudkan dalam hal-hal yang bisa diaplikasikan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Melalui koleksi ini, Tex berusaha mentranslasikan identitas dan garis rancang yang menjadi ciri khas Tex, yakni dramatis, tangguh dan penuh intrik dimanifestasikan pada busana yang relevan dan praktis bagi perempuan urban yang dinamis.
Tex juga menggunakan teknik yang kompleks untuk membuat baju-bajunya. Warna busana yang dipakainya pun juga tak biasa, warna kosmik dipilih sebagai rona utama, misalnya biru mengilat, hijau mengilat, kuning champagne, dan hitam mengilat. Warna ini disandingkan dengan material mengilat, hologram, dan tembus pandang, untuk memberi kesan ringan yang identik dengan musim semi dan panas.
Di kesempatan yang sama, desainer yang gaunnya pernah dipakai oleh Lady Gaga ini, menawarkan konsep baru gaun malam. Tex mengungkapkan bahwa baju malam tidak harus selalu berbentuk gaun dan sequin, tapi juga bisa tampil dengan model lain yang lebih praktis, tanpa mengorbankan unsur elegan.
Pergerakan jalur busananya dari couture ke siap pakai, diakuinya memang tak mudah. "Ibaratnya ini seperti dua dunia yang berbeda, cukup sulit untuk menyeimbangkan idealisme dan bisnis, maka saya belajar lagi semuanya dari nol, dan mudah-mudahan bisa disukai," ungkap Tex yang mengaku butuh waktu dua tahun untuk mempersiapkan lini siap pakainya ini.
Christina Andhika Setyanti/ Syafrina Syaaf