TRIBUNNEWS.COM - Bahu yang bidang dan berotot, tubuh tegap, dan wajah tampan memang lebih mudah menarik perhatian kaum wanita. Tetapi seorang pria dianggap lebih memikat jika mereka bersuara berat.
Pria bersuara berat punya banyak kelebihan dalam hal merebut hati kaum perempuan. Ini karena pada umumnya perempuan lebih menyukai pria bersuara dalam karena identik dengan kesan maskulin.
Tetapi mungkin karena itulah pria bersuara bass ini cenderung tidak setia. Dalam sebuah penelitian, sekelompok wanita diminta untuk mendengarkan rekaman suara beberapa pria. Ketika ditanya jenis suara mana yang membuat mereka tertarik, mayoritas wanita memilih pria bersuara berat.
Kemudian mereka ditanya lagi, jenis suara mana yang lebih dipilih untuk hubungan jangka pendek. Lagi-lagi jawabannya adalah pria bersuara berat. Namun, kebanyakan yang menjawab tersebut adalah wanita yang merasa bahwa pria bersuara berat umumnya sulit untuk setia.
"Wanita yang merasa pria bersuara berat cenderung selingkuh akan memilih pria ini hanya untuk hubungan jangka pendek," jelas para peneliti.
Sementara itu wanita yang tidak punya asosiasi antara pria bersuara berat dengan ketidaksetiaan akan memilih pria ini untuk hubungan yang serius.
"Banyak juga wanita yang merasa semakin macho seorang pria, makin banyak mereka mendapat godaan dari wanita sehingga cenderung tidak setia," katanya.
Meski begitu para pria bersuara berat tidak perlu khawatir karena hasil penelitian ini hanya dilakukan pada kelompok kecil, 87 wanita.
Sebuah studi sebelumnya pernah menunjukkan bahwa pria dengan suara berat kebanyakan memiliki kadar testosteron lebih banyak. Para wanita yang memiliki paras menarik juga lebih gampang tertarik dengan pria-pria bersuara macho.
Pria dengan kadar testosteron yang tinggi cenderung lebih dominan, lebih sehat, dan memiliki status sosial yang tinggi. Semua ini sudah tentu akan menarik perhatian wanita.
"Dalam teori evolusi, suara yang rendah dan berat bisa menunjukkan kualitas genetik yang baik. Sehingga nenek moyang kita dulu memilih pria dengan suara demikian," kata Dr.Jillian O'Connor, peneliti.
Lusia Kus Anna/ Sumber : Healthland