Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM - Pada hari keenam Jakarta Fashion week (JFW) 2014, Kamis (24/10/2013), JFW bersama Pusat Kebudayaan Kerajaan Belanda Erasmus Huis mempersembahkan peragaan busana desainer Belanda Hans Ubbink.
Hans adalah salah seorang desainer yang cukup kondang di negara asalnya. Desainnya yang edgy, sarat elemen musik rock membuat karya Hans sering dipakai sederet musisi muda ternama Belanda, berikut model dan para bintang film di negeri kincir angin tersebut.
Di JFW, yang juga menjadi peragaan pertamanya di Indonesia, Hans menyajikan desainnya yang khas itu dengan cara yang berbeda.
Kali ini, desainer yang memulai kariernya mendesain pakaian pria itu bereksplorasi dengan tenun-tenun Nusantara.
Ide awalnya datang dari tim JFW dan Erasmus Huis. Untuk merayakan kebudayaan Indonesia dan Belanda, JFW dan Erasmus mengajak Hans untuk mengolah tenun Bali dan Garut persembahan Cita Tenun Indonesia (CTI).
"Awalnya sempat bingung mencari tenun yang sesuai dengan karakter desain Hans yang edgy dan maskulin. Akhirnya tenun Bali dan Garut menjadi pilihan. Ada tenun sengkang Makassar, tapi porsinya sedikit," ungkap Creative Director JFW Diaz Parzada saat jumpa pers sebelum peragaan.
Hans sendiri mengaku sebelumnya tidak mengetahui apapun tentang tenun. "Tapi saya sangat terkejut betapa kain tersebut sangat cocok dengan gaya saya," ujar Hans.
Di tangannya, tenun banyak diolah menjadi setelan-setelan dengan look yang edgy dan maskulin dalam palet warna natural.
Setelan ada yang dipadukan dengan blouse beraksen ruffle dan atasan v-neck beraksen kulit. Ada pula yang tampil hanya setelan saja sehingga belahan yang dibentuk dari garis leher jas meninggalkan kesan seksi.
Untuk potongan jas, Hans variasikan juga sehingga tak terlihat monoton. Ada yang garis kelimannya lurus, ada pula yang melengkung seperti kurva.
Selain setelan tenun, Hans juga menghadirkan busana berbahan kulit dan bahan digital print bergambar pemandangan. Setelan pria juga ditampilkan, Bahkan ada pula busana "his and hers" (busana pasangan), misal pada look yang menampilkan model pria mengenakan setelan motif kotak bernuansa abu dengan kemeja putih, sementara model perempuan mengenakan jas dan kemeja yang sama. Hanya bawahan saja yang berbeda berupa rok midi biru langit.
Filosofi Hans dalam mendesain adalah pakaian sejatinya harunys nyaman dipakai dan di saat bersamaan memancarkan personalitas pemakainya.
Begitu pula saat mengenekan setelan yang menurutnya agak riskan karena desainnya yang monoton. "Anda harus merasa nyaman mengenakannya di manapun Anda berada, entah di kantor atau saat bersantai bersama teman," ungkapnya.