TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makin menghilangnya kebudayaan tradisional disebabkan budaya adi luhung bangsa tidak diletakkan sejajar dengan kebudayaan modern. Yang terjadi adalah budaya tradisional dimakan budaya asing yang masuk.
"Mestinya budaya tradisional dan modern diletakkan sejajar," kata pemerhati budaya Zastrow Al Ngatawi saat sarasehan bertema Mengajak Generasi Muda Mencintai Kebudayaan Tradisional" yang diselenggarakan BCA dan UNIMA di Jakarta, Sabtu (20/12/2013).
Kalau disebut menghilangnya kebudayaan karena adanya era globalisasi, ia berpandangan, globalisasi sudah lama terjadi sejak adanya Walisongo yang menyebarkan agama Islam.
"Tapi saat itu tidak mengerus nilai budaya lokal sebaliknya memunculkan lapis kebudayaan.
Ini terkait strategi kebudayaan," kata bos grup musik religi Ki Ageng Ganjur ini.
Agar anak mau mengenal budaya nusantara, menurutnya perlu pertautan akal, bukan rasa.
Salah seorang mahasiswa Presiden University, Anna Indah menilai pentingnya kebudayaan masuk dalam kurikulum sekolah. Disamping itu perlu langkah pengenalan tanpa harus memaksa.
"Untuk mengenal tidak perlu memaksakan untuk melihat, tapi cara mengetrek. Misalnya mengadakan pentas wayang berjudul Arjuna Galau. Tentu itu akan menarik minat, wayang wong modern, tapi nilai value tersampaikan. Itu cara efektif mau mengetahui tentang wayang," katanya.
Eko Sutriyanto