Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Tepat di hari ulangtahunnya, 14 Januari 2014, Djenar Maesa Ayu, merayakannya dengan rilisan buku barunya berjudul "SAIA". Buku itu merupakan kumpulan cerpen beberapa di antaranya pernah diterbitkan harian Kompas.
Sebut saja "Air, "Dan Lalu", dan SAIA. Tema dalam bukunya tidak banyak berubah. Ia masih mengangkat isu tentang perempuan. Melalui karyanya ia menyuarakaan suara perempuan yang terbungkam, khususnya dalam masyarakat metropolitan, tentang moral, dan seksualitas secara lugas.
Dalam cerpen berjudul "Air" misalnya. Di situ Djenar mengangkat cerita tentang tokoh aku, yakni, seorang perempuan muda yang hamil di luar nikah. Pria yang menghamilinya ternyata menolak bertanggung jawab.
Namun, tokoh aku memutuskan untuk melahirkan, membesarkan, dan menjaga anaknya dalam keterbatasan. Dan, ia melakukan apa saja untuk anaknya tersebut.
Djenar menilai tubuh perempuan selalu dipersalahkan. Padahal, dalam rangkaian peristiwa, mereka telah menjadi korban serta menanggung sendiri akibatnya. "Misalnya, kenapa mau berduaan sama laki-laki?" ucapnya.
Demikian pula, dengan kasus perkosaan. Ada pihak yang kemudian menyalahkan perempuan karena mengenakan busana mini. Dan perkosaan itu bisa juga terjadi dalam hubungan suami istri. Misalnya, ketika suami memaksa istrinya berhubungan badan.
"Itu melanggar hak asasi," lanjutnya.
Ia juga melihat tugas perempuan selalu dilihat dari persepsi laki-laki. "Saya punya beberapa teman, dan ketika sudah menikah dituntut ada d rumah. Misalnya, kalau mengabaikannya, mereka bukan wanita baik-baik karena dinilai tidak bertanggung jawab pada keluarga," ucapnya.
Kegelisahan itu kemudian dirangkumnya dalam buku berjudul "SAIA". Kumpulan cerita pendek itu, merupakan buku ketujuh yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Berisikan 14 cerpen baru serta bonus cuplikan novel Djenar berjudul "Ranjang".
Perlu diketahui, Judul "SAIA" diambil dari salah satu cerpen dalam buku tersebut.