TRIBUNNEWS.COM - Terbiasa membantu ibu memasak di dapur, membuat Ajeng Astri Denaya gemar memasak. Bahkan, dari eksperimen masakan yang dilakukan, dihasilkan belasan rumah makan yang berusaha menghadirkan makanan bercita rasa asli dan tradisional.
"Saya lebih suka bereksperimen, dari resep yang ada ditambah atau dikurangi bahannya. Misalnya masakan yang direbus, ah saya coba goreng. Jadi tidak sekadar ada resep dimasak seperti itu. Lebih bervariasi," ungkap Ajeng ditemui Tribun Jateng, pekan lalu.
Besar di lingkungan yang lebih banyak menyajikan masakan rumahan membuat Ajeng suka masakan tradisional. Apalagi, masakan tersebut selalu menggunakan bumbu rempah yang kaya rasa. Dia pun mulai bereksperimen menggunakan bahan di sekitar. Jantung pisang dan bagian tengah kelapa tidak luput dari uji cobanya. Untuk menguji coba masakan yang dihasilkan, Ajeng sering mengundang teman-teman datang ke rumah. Tanggapan positif dilontarkan mereka.
"Mereka yang akhirnya mendorong saya membuka warung. Katanya, sungkan kalau ingin masakan enak tapi harus bertamu. Kalau ada warungnya kan mereka bisa langsung datang dan beli," kata Ajeng.
Dari beragam percobaan yang dilakukan, Ajeng menemukan kunci agar masakan yang diolah sedap tanpa penyedap rasa. "Kuncinya, dalam setiap masakan itu harus ada tempe bosok dan gula jawa. Apapun masakan yang saya buat, pasti ada dua bahan itu," terang penyayang binatang ini.(*)