TRIBUNNEWS.COM- Di saat banyak desainer yang berbondong-bondong mengusung busana dengan motif yang dicetak secara digital, Christopher Bailey justru kembali ke cara yang lama.
Busana dan aksesori rancangannya untuk rumah mode Inggris Burberry Prorsum koleksi musim gugur-dingin 2014 dihiasi motif bernuansa floral yang dilukis dengan tangan.
Dalam peragaan busananya yang dihelat dalam rangkaian London Fashion Week, Senin (17/7/2014), Christopher masih menyuguhkan deretan coat yang menjadi signature item Burberry.
Namun kali ini tidak berhiaskan motif kotak-kotak khasnya, melainkan motif floral yang dilukis dengan tangan di atas pilihan material yang cukup bervariasi mulai dari kulit hingga bulu membuat
Dress panjang dan pendek berbahan ringan dalam siluet maksi yang flowy turut mendominasi koleksinya kali ini. Untuk mengakali bahan yang tipis, Christopher sengaja membuatnya bertumpuk-tumpuk (layering) sehingga bahan terasa lebih tebal dan relevan dipakai saat musim dingin.
Dalam presentasinya, dress tersebut dipercantik dengan scarf (yang dilukis dengan tangan juga) dan slim belt kulit yang memberi sentuhan akhir yang menawan.
Di jajaran aksesori, Christopher menyertakan tote bag kulit berhiaskan motif floral dengan sedikit aksen tribal yang lagi-lagi dilukis tangan.
"Ini adalah tentang ide kembali ke masa lalu yang saya sukai - Duncan Grant, Vanessa Bell dan Virginia Woolf, serta Charleston - sekolompok seniman yang melukis apapun yang bergerak," ujarnya kepada The New York Times.
Di akhir peragaan, Christopher menampilkan apa yang tampaknya akan menjadi signature style Burberry untuk musim ini: selimut! (Sebelumnya, aksesori ini juga ia tampilkan di peragaan busana pria Burberry Prorsum Januari lalu).
Para model keluar dalam balutan dress yang ditutupi selimut motif geometris bersiluet ponco. Fashionista diberi pilihan untuk tetap tampil modis tanpa harus mengorbankan kenyamanan di saat udara dingin mencoba menusuk tulang. (Tribun Jakarta/Daniel Ngantung)