TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survey Hilton Worldwide menyingkap budaya wisata kuliner di Asia Pasifik menemukan fakta lebih dari sepertiga dari wisatawan di Asia Pasifik mengatakan bahwa makanan dan minuman adalah faktor penentu dalam memilih tujuan wisata mereka.
Sebanyak 30 persen wisatawan Indonesia mengalokasikan setengah dari anggaran mereka untuk belanja makanan, 90 persen mencari pengalaman kuliner yang unik pada saat mereka berkunjung ke suatu tempat wisata.
"Sebanyk 86 persen menganggap bahwa sangatlah penting untuk mencoba makanan khas lokal yang terkenal saat mereka berkunjung ke suatu tempat wisata," kata Markus Schueller, Wakil Presiden untuk F&B Operations Asia Pasifik Hilton Worldwide, Selasa (17/2/2014).
Survey ini dilakukan terhadap 2.700 wisatawan yang berasal dari 9 negara di Asia Pasifik, dan merupakan inisiatif dari Hilton Worldwide, sebuah perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang perhotelan.
Diketahui dari 89 persen mengatakan akan kembali ke tempat tersebut hanya karena makanan atau pengalaman bersantap yang memuaskan.
Dalam survey ini ditemukan juga bahwa hanya 5 persen dari respondennya yang tidak memasukkan makanan dan minuman dalam pertimbangan mereka saat menentukan kemana mereka akan berwisata.
"Kuliner khas sebuah negara atau kota jelas dapat menentukan kemana para wisatawan Asia Pasifik memilih untuk berlibur," kata Markus.
"Seiring dengan tumbuhnya peran makanan dan minuman dalam sektor pariwisata, hal ini tentu berdampak besar pula terhadap industri perhotelan. Lewat sudah masa-masa dimana hotel hanyalah sebatas tempat untuk beristirahat," katanya.
Saat ini, hotel juga harus bisa mengembangkan diri untuk menjadi tujuan wisata kuliner itu sendiri, dengan memberikan pelayanan dan informasi yang sesuai kepada para pelanggannya dengan penekanan terhadap kualitas wisata kuliner selama liburan mereka".
Hasil survey dari para wisatawan di Australia, Cina, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, dan Thailand, juga menunjukkan bahwa makanan merupakan sebuah prioritas tersendiri dalam budget para wisatawan ini.
Eko Sutriyanto