TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bermain itu fase terpenting dalam pertumbuhan anak. Seberapa pentingnya kegiatan ini untuk buah hati kita?
Menurut psikolog Mayke Tedjasaputra, kegiatan bermain menimbulkan rasa senang, dan menjadi sarana anak-anak agar dapt mengembangkan diri secara optimal. Baik pada aspek fisik-motorik, sosial-emosional, kognitif, dan bahasa.
Dengan bermain, energi yang tertahan bisa disalurkan. Otot tubuh, pertumbuhan tulang belulang, gerakan motorik kasar dan motorik halus, dapat berkembang dengan baik.
Contohnya, anak usia SD dapat bermain galah asin, lompat tali, saling mengejar, dan menangkap lawan. Melalui melukis, mewarnai gambar, merakit mainan, yang merupakan kegiatan motorik halus makin sempurna.
Aspek sosial-emosional terasah melalui kegiatan bermain. Mengingat bermain adalah aktivitas yang bebas dari penilaian.
"Dengan bermain, mereka dapat menyalurkan emosi yang terpendam, meluapkan rasa tertekan atau rasa senang, excited misalnya melalui teriakan yang disuarakan ketika bermain," kata Mayke saat menjadi pembicara dalam pres konference dengan tema Rinso Kids Today Project di SDN Menteng 01, Rabu (26/3/2014).
Anak perlu mengatur diri agar tidak memaksakan kehendaknya, menyesuaikan dengan apa yang disepakati oleh kelompok teman, dapat menerima kekalahan, bersikap sportif, fair, dan tidak mudah menyerah ketika mengalami kesulitan.
Aspek kognitif juga terasah lewat bermain. Karena anak perlu berpikir, fokus, mencari solusi dan lainnya. Bahasa juga semakin fasih melalui percakapan dengan teman, kosa kata semakin kaya. Jadi masih menanggap anak bermain hanya membuang-buang waktu? (Lis)