Laporan Wartawan Tribun Bali, Iman Suryanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Galeri Indonesia Kaya bekerjasama dengan Mustika Ratu dan Yayasan Puteri Indonesia menggelar Heritage Culture of Dayak Benuaq, Estee Nugraha Berkarya, Minggu (18/5/2014).
Acara yang berlangsung di Aula Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia West Mall Lantai 8 ini, merupakan bentuk dedikasi Mustika Ratu akan visi misinya untuk terus melestarikan budaya Indonesia.
Menggandeng designer berbakat Estee Nugraha, acara ini dimeriahkan oleh tarian-tarian adat khas suku Dayak Benuaq, serta peragaan busana yang menggunakan kain khas daerah tersebut yakni Tenun Ulap Doyo dan Tenun Badong Tancep.
Yang istimewa dari pagelaran ini, seluruh karya rancangan Estee Nugraha akan dikenakan oleh empat orang Puteri Indonesia yang cantik oleh pulasan make up and hair do by Moor’s Professional Make Up.
Keempat Puteri Indonesia yang turut serta ambil peran dalam pagelaran busana rancangan Estee Nugraha tersebut antara lain Puteri Indonesia Lingkungan 2014 Elfin Pertiwi, Puteri Indonesia Pariwisata 2014 Estelita Liana, Puteri Indonesia DKI 2 2014 Noor Zabilla serta Puteri Indonesia DKI 1 2008 Ajeng Patria.
Disamping peragaan busana, disuguhkan pula tiga macam tarian khas Dayak Benuaq yakni Tari Gantar, Tari Belian Sentiu serta Tari Ngulaq Doyo yang diikuti pula oleh para audiens yang hadir di tempat tersebut.
Sebagai gong penutup acara ini, diadakan launching hasil karya kelompok pengrajin Ape Bungan Tana yang terdiri dari kain tenun Ulap Doyo, Kain Tenun Badong Tancep serta Kain Sulam Tumpar.
Estee Nugraha memang tidak lahir langsung di Kalimantan, namun seiring perjalanan hidupnya ia menemukan ketertarikan yang lebih terhadap budaya Kalimantan hingga akhirnya ia bertekad untuk melestarikan budaya Kalimantan agar masih dapat dinikmati oleh anak cucu kita kelak.
Visi misinya tersebut sejalan dengan visi misi Mustika Ratu sebagai perusahaan kosmetik dan jamu terbesar di Indonesia yang berbasis budaya.
Acara ini merupakan agenda rutin Galeri Indonesia Kaya setiap bulan. Dalam tema Kalimantan yang diusung bulan ini, kebudayaan Dayak menjadi porosnya. Dayak Benuaq yang diangkat dalam pagelaran kali ini merupakan salah satu suku Dayak yang ada di Kalimantan Timur.
Awalnya, suku ini berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang sekarang terpecah karena pemekaran wilayah. Kini mereka berada dan menetap dalam wilayah Kabupaten Kutai Barat dan sebagian keturunannya masih tertinggal dan menetap di Kutai Kartanegara (Tenggarong).
Saat ini Tenun Ulap Doyo sudah mulai dikenal luas baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun seiring perkembangan waktu para perajin sudah mulai sulit mencari dan mendapatkan Pohon Doyo, yang biasa tumbuh liar di hutan. Pohon Doyo terus tergerus oleh pertambangan batu bara maupun perkebunan kelapa sawit.
Dengan digelarnya acara kali ini diharapkan muncul perhatian dari pihak-pihak terkait, agar sebagai anak bangsa mempunyai kepedulian terhadap warisan budaya leluhur yang mulai dilupakan.