TRIBUNNEWS.COM - Sebal enggak, sih, mendengar anak yang bicaranya enggak sopan. Rasanya mau langsung menjewer telinganya, ya. Hal mendasar mengajarkan anak aturan komunikasi yang baik adalah dengan membiasakan anak berkata sopan. Nah, bagian ini biasanya susah-susang gampang. Mengapa? Karena setelah Anda bersusah-payah mengajari anak bersikap atau berkata sopan di rumah, masih ada kemungkinan anak memelajari kata-kata “jorok” dari teman-teman di sekolah atau pengasuhnya.
Jika Anda ingin anak mengatakan hal yang baik, lakukanlah hal yang sama. Jangan mengumpat, menghujat, menghina, dan mengatakan hal negatif di depan anak. Entah itu mengenai diri Anda, orang lain, atau anak sendiri.
Berikut 5 aturan dasar yang harus diterapkan pada anak bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan orang lain seperti dikutip dari buku Talkinc Points for Parents .
Aturan 1: Bicara dengan Jelas
Ajar anak agar tidak bicara terbata-bata, volume suara yang terlalu rendah/tinggi/cepat/lambat, sambil makan, atau tidak memerhatikan objek yang sedang diajak berbicara (saat mengobrol mata anak memerhatikan hal lain).
Aturan 2: Pendengar yang Baik
Tidak sabaran rasanya sudah menjadi sifat anak-anak. Terutama saat mereka sedang berbicara. Mereka kerap memotong pembicaraan orangtua atau mengalihkan pembicaraan dengan topik lain.
Jika anak melakukannya, katakan dengan lembut, “Ketika ada orang yang berbicara denganmu, dengarkan baik-baik. Tatap matanya dan jangan tidak peduli. ” Barulah setelah lawan bicara selesai bicara, anak boleh mengungkapkan isi hatinya.
Aturan 3: Tidak Berkata Kasar
Anak-anak seperti spons . Mereka bisa dengan cepat menyerap apa yang ada di sekitarnya, seperti halnya “kata-kata kotor”. Katakan kepada anak, kalau setiap tindakan dan ucapan ada konsekuensinya. Misalnya saja, jika anak berkata kasar kepada temannya, bisa jadi temannya marah dan tidak mau lagi bermain dengannya.
Aturan 4: Jangan Memanggil Orang Lain dengan Buruk
Misalnya anak melihat seseorang yang bertubuh gemuk dan berkata, “Dasar gembrot!” Jelaskan bahwa ucapannya sama dengan menghina. Dan tanyakan bagaimana perasaannya jika ia mengalami hal yang sama.
Sebaliknya, jika ada anak atau orang lain yang mengatainya, ajarkan agar ia tidak membalasnya. “Melainkan, hampiri orang itu dan katakan kalau kamu tidak suka dipanggil demikian.”
Aturan 5: Jangan Bergosip
Hal ini dimulai dari orangtua. Beri anak teladan dengan tidak membiasakan membicarakan keburukan orang lain dengan siapapun dan di manapun.
Ester Sondang