News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peralatan Dapur Pedesaan Percantik Rumah

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peralatan dapur yang biasa digunakan masyarakat agraris di pedesaan, ternyata bisa mempercantik rumah.

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Ketut Sudiani

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Peralatan dapur yang biasa digunakan masyarakat agraris di pedesaan, ternyata bisa mempercantik rumah.

Hiasan ini seperti yang tampak di kediaman seorang seniman asal Ubud, Gianyar, I Made Gede Arnawa.

Pria 63 tahun ini memasang alat-alat dapur berbahan kayu dan batok kelapa sebagai hiasan gantung di balai yang ada di kediamannya yang tak jauh dari Puri Ubud.

Pilihannya untuk memasang alat-alat dapur, karena didorong rasa ketertarikannya pada benda-benda unik dan estetik.

Ia menjadikan berbagai alat yang menandakan kehidupan masyarakat agraris sebagai pajangan.

Menurutnya, hal tersebut dapat memberikan suasana nyaman dan kesederhanaan di tengah daerah Ubud yang semakin digerus oleh pengaruh globalisasi.

Istri Arnawa, Nyoman Sarni (67) sesungguhnya lebih suka pada hal-hal modern. "Tapi yah, kemudian akhirnya lama-kelamaan saya suka. Rasanya damai juga dan adem," katanya.

Pada sebuah balai kayu, bagian sisi atap-atapnya menggantung sejumlah hiasan yang sebagian besar dibuat dari batok kelapa.

Kelapa yang masih berserabut, digantung menggunakan kawat. Di samping itu, tampak pula alat pengambil air di jeding (alat penampung air dari bahan tanah liat), yang dibuat dari batok kelapa.

Biasanya oleh masyarakat pedesaan, alat tersebut disimpan di dapur. Namun, oleh Arnawa dipasang di balai rumahnya.

Rumah lebah berbentuk tabung yang dibuat dari kayu dan dilapisi jerami juga bisa dipasang sebagai hiasan.

Ketika dilihat lebih dekat, ternyata tabung itu di dalamnya kosong dan tidak ada lebah sama sekali.

"Ya, unik kelihatannya. Suami saya memang suka mengumpulkan barang-barang seperti itu," tambah
Sarni.

Pada bagian dinding balai, dipajang keris panjang yang klasik. Hanya saja saat itu Arnawa tidak menjelaskan bagaimana sejarah di balik keris itu dan mengapa ia menggunakannya.

Selain di balai, pajangan alat-alat dapur yang hampir sudah tidak digunakan lagi di era ini, juga tampak pada lumbung pagi yang usianya tampak sudah sangat tua.

Di sana ada lampu tempel yang sudah berkarat, tenggala (alat membajak yang digunakan oleh petani), topi berbahan janur, termasuk tas janur. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini