TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hari ini (2/10/2014) merupakan Hari Batik Nasional untuk memperingati warisan kemanusiaan budaya lisan dan non bendawi. Umumnya, pada hari ini sebagian besar rakyat Indonesia merayakannya dengan mengenakan batik dalam keseharian masing-masing.
Jika bicara soal kain Batik, sulit untuk tak membahas soal gaya berbusana dari Presiden Terpilih Joko Widodo, yang belakangan ini kian sering mengenakan kemeja batik. Salah satu yang menarik perhatian tentunya batik warna coklat yang dikenakan saat menyampaikan pidato kemenangan di Sunda Kelapa pada 22 Juli 2014 silam.
Kebiasaan Jokowi mengenakan batik ini pun terus berlanjut pada acara-acara resmi lainnya. Sejauh ini, hasil pantauan Kompas Female, Jokowi menyukai motif batik klasik. Salah satu contoh adalah saat menghadiri sebuah pertemuan dengan Presiden SBY, kala itu ia memilih mengenakan batik tulis warna coklat muda dengan motif daun pakis dan akar.
Terkait dengan rangkaian koleksi batik Jokowi, seorang presenter, desainer, penulis, dan pecinta kain batik, Iwet Ramadhan, menyimpan cita-cita ingin sekali memilihkan motif batik jawa yang menurutnya sesuai dengan sosok Jokowi yang kharismatik dan rendah hati.
Berikut ini beberapa motif batik Jawa pilihan Iwet untuk Jokowi:
Motif Semen Rama
Menurut Iwet, Semen Rama atau secara lisan disebut dengan Semen Romo merupakan motif batik dengan latar belakang filosofi Astha Brata, wejangan keutamaan Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan sebagai raja di negara Ngalengka. Ajaran Astha Brata ini ditujukan kepada mereka yang memegang kekuasaan untuk menerapkan kebaikan-kebaikan selama masa kepemimpinan.
Motif Parang
Parang merupakan salah satu motif batik paling kuno dan memiliki filosofi mendalam. Menurut Iwet, zaman dulu, batik parang hanya dikenakan oleh kalangan tertentu untuk acara khusus yang resmi. Kemudian, penulis buku Cerita Batik ini mengatakan bahwa batik Parang merefleksikan jalinan dan hubungan yang tidak terputus. Lambang dari perjuangan untuk selalu memperbaiki diri dan bentuk upaya dalam menyejahterakan orang banyak.
Kemudian, garis lurus diagonal pada batik parang merepresentasikan rasa hormat serta keteladanan, yang mana hal tersebut merupakan dua unsur kepribadian yang wajib dimiliki oleh seorang Presiden pilihan rakyat.
Motif Kawung
Dalam Bahasa Jawa, kawung memiliki arti kosong. Iwet menjelaskan, makna kosong dalam filosofi batik kawung adalah lambang kesederhanaan sebuah harapan agar manusia selalu ingat akan asal usulnya. Kain batik yang dahulu hanya dikenakan oleh kalangan kerajaan ini juga mencerminkan pribadi seorang pemimpin yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan menjaga hati nurani untuk senantiasa seimbang dalam menjalani tugas sebagai pemangku kekuasaan.
“Batik kawung memantulkan suatu kondisi kala seseorang sudah berada di posisi paling puncak, mereka tak lagi memikirkan hal duniawi, melainkan hubungan dari bawah ke atas, yaitu hubungan seorang umat dengan Tuhan-nya,” jelas Iwet.
Nah, bagaimana menurut Anda, dari ketiga motif batik Jawa pilihan Iwet, mana yang paling tepat dan sesuai untuk Jokowi?