Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beberapa hari terakhir, cuaca panas yang ekstrem melanda Jakarta dan sekitarnya. Dari koaran para netizen di media sosial, disebutkan suhu bahkan sempat menyentuh 34 derajat celcius. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Senin (13/10/2014), memperkirakan kondisi ini masih berlangsung hingga November mendatang.
Teriknya panas matahari tentunya menjadi ancaman tersendiri bagi kesehatan, terutama kulit mengingat statusnya sebagai organ terluar tubuh. Dalam sinar matahari terdapat sinar ultraviolet yang membawa radikal-radikal bebas pemicu kerusakan kulit.
Bila terlalu sering terpapar sinar matahari, kulit berisiko mengalami kekeringan, memicu penuaan dini, bahkan kanker kulit. Kondisi ini kian diperparah dengan polusi udara yang turut menyumbang jumlah radikal bebas.
Sebagai solusinya, dr. Gloria Novelita, SpKK., menyarankan penggunaan tabir surya dengan SPF (sun protection factor) 30-50, 30 menit sebelum berkaktivitas di luar ruangan. Perlu diperhatikan, pemakaiannya tidak cukup sehari sekali, namun secara kontinu.
"Tabir surya mudah terbawa keringat, jadi gunakan sedikitnya 3 jam sekali," ujarnya saat ditemui Tribunnews.com usai acara peluncuran Nivea Extra Whitening Advanced Care Deodoran dan Nivea Men Whitening Fuji Ice Mud, Selasa (14/10/2014).
Selain itu, perbanyak pula asupan air putih agar tubuh terhidrasi mengingat cairan turut membantu menjaga kelembapan kulit.
Tidak terpapar sinar matahari karena lebih sering beraktivitias di ruangan ber-AC? Jangan merasa aman dulu. Udara dingin pun termasuk dalam faktor pemicu kulit menjadi kering. Oleh karenanya, pastikan kelembapan kulit tetap terjaga meski berada di ruangan dengan penyejuk udara.