News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rancangan Kebaya Pengantin Multiguna

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hari ketiga Bazaar Fashion Festival 2014, Jumat (24/10/2014), yang digelar bersama IPMI (Ikatan Perancang Mode Indonesia) Trend Show 2015 dan Pasar Indonesia, menampilkan koleksi terbaru desainer Era Soekamto yang bertemakan 11:11 Memayu Hayuning Bawono.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ketiga Bazaar Fashion Festival 2014, Jumat (24/10/2014), yang digelar bersama IPMI (Ikatan Perancang Mode Indonesia) Trend Show 2015 dan Pasar Indonesia, menampilkan koleksi terbaru desainer Era Soekamto yang bertemakan "11:11 Memayu Hayuning Bawono".

Terdiri dari 22 set busana, koleksi yang berada di bawah label Era Soekamto Indonesia ini didominasi pilihan busana pengantin khas Jawa yang dikemas secara apik, simpel, modern, dan ayu oleh Era.

Ini adalah kali kedua Era melansir koleksi busana pengantin. Kreasi busana pengantinnya secara perdana ia luncurkan pada 2012.

Selama 2 tahun masa absen itu, Era memang lebih fokus mencurahkan tenaganya untuk mengembangkan busana formal di lini yang sama itu. Sebagai direktur kreatif Iwan Tirta Private Collection, Era juga bertanggung jawab menggarap koleksi busana siap pakai berdasarkan warisan filosofi sang maestro batik.

Namun desainer anggota IPMI ini memang tidak ingin tergesa-gesa untuk secara berkala menyertakan busana pengantin dalam koleksiya.

"Kondisi pasar saat saya perdana meluncurkan koleksi busana pengantin sepertinya sedang menggandrungi kebaya pengantin yang glamor. Namun ternyata, kebaya yang saya tawarkan mendapat respon positif. Saya tidak ingin langsung meluncurkan lagi, supaya masyarakat tidak terlalu kaget," ujar Era.

Sudah menjadi "pegangan" Era dalam mendesain bahwa kecantikan sebenarnya berasal dari dalam. Baju hanyalah subsitusi untuk mendukung penampilan.

Oleh karena itu pula, tema "11:11 Memayu Hayuning Bawono" yang bermakna mempercantik diri sendiri sehingga bisa mempercantik dunia, Era pilih karena sesuai dengan filosofinya dalam mendesain.

Filosofinya itu ia terjemahkan kali ini ke dalam pilihan busana berpotongan gaun yang dikembangkan dari siluet kebaya kutubaru dengan paduan bawahan berkonsep wiron dalam sentuhan gaya victorian.

Tidak ada embel-embel payetan yang berlebih untuk memberi kesan yang glamor atau modern. Alih-alih payetan atau warna yang mencolok, Era memunculkan kemewahan dan keanggungan melalui detail mutiara dan kristal bermotif vintage, penggunaan bahan tulle, sutra, dan lace nan femimin. Paletnya pun monokromatik, hanya seputar putih dan nude.

Selain itu, teknik dekonstruksi draping serta cutting rumit yang Era aplikasikan menghasilkan busana pengantin yang versatile atau multiguna sehingga dapat dipakai ulang untuk kesempatan lain.

"Pengantin sekarang sudah cerdas. Mereka menginginkan gaun pengantin yang bisa dipakai lagi untuk acara lain," ujar Era.

Ia mencontohkan gaun yang dihiasi cape atau jubah berbahan tille sebagai pengganti veil atau penutup kepala. "Dari luar cape tampak menyatu dengan gaun, tapi sebenarnya itu bisa dilepaskan untuk memberi penampilan baru," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini