Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, MATARAM - Gili Trawangan kini menjadi tujuan melancong para turis baik lokal maupun mancanegara. Gili Trawangan merupakan gili atau pulau kecil terbesar dibandingkan Gili Meno dan Gili Air.
Gili Trawangan memiliki luas sekitar 6 km persegi dan jumlah penduduk 800 jiwa. Kini, Gili Trawangan menjadi wisata favorit bagi wisatawan khususnya mancanegara.
Saat berkunjung ke Gili Trawangan, kita dapat bertemu dengan banyaknya turis mancanegara yang hilir mudik di pulau tersebut.
Sepintas, Gili Trawangan seperti kampung yang dihuni oleh orang-orang mancanegara. Pasalnya disana kita akan lebih sering menemui turis mancanegara dibandingkan dengan penduduk asli serta turis lokal.
Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan di Gili Trawangan yakni scuba diving, snorkeling, berselancar, berenang, bersepeda, naik kuda serta melepas tukik ke laut lepas.
Pemandangan di Gili Trawangan sangat memanjakan mata. Pasalnya selain bisa melihat birunya air laut serta putihnya pasir pantai, kuta bisa pula melihat jejeran gunung dari kejauhan.
Malam harinya, Gili Trawangan akan makin gemerlap dengan hingar bingar musik dari beberapa cafe disana. Apabila kelelahan, ada pula beberapa jasa spa serta refleksi yang bisa digunakan.
Untuk bisa menginjakkan kaki ke Gili Trawangan, bisa melalui rute Mataram, Rembiga dan Pamenang. Setelah itu naik kapal dari Pelabuhan Bangsal menuju Trawangan.
Setibanya di Trawangan, kita bisa mendatangi agen dan biro wisata yang sangat menjamur. Termasuk juga kita bisa menyewa cidomu atau andong. Bahkan bisa pula menyewa sepeda.
Jalan di Trawangan tidak beraspal melainkan berpasir. Disini juga ada larangan menggunakan kendaraan bermotor. Sehingga apabila ingin berkeliling, wisatawan bisa menyewa Cidomo (andong/dokar), sepeda atau berjalan kaki.
Jika kita memilih berjalan kaki, maka kita harus selalu waspada dan jalan di pinggir. Pasalnya disana sangat ramai dengan cidomo dan sepeda yang berlalu larang.
Gili Trawangan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti homestay, minimarket, klinik, restoran, toko cinderamata, bar, cafe, dan lainnya.
Berbagai fasilitas di sana pun terlihat sangat memanjakan para turis mancanegara. Menu makanan yang ditawarkan di beberapa restoran pinggir pantai pun bernuansa Eropa.
Makanan yang ditawarkan yakni pasta Rp 55-60 ribu, steak Rp 60 ribu, Banana Pancake Rp 30 ribu, Soup Rp 30 ribu, Tom yam Rp 55 ribu, Salad Rp 40 ribu, Hamburger Rp 55 ribu, Sandwich Rp 55 ribu.
Meski banyak menyajikan makanan luar negeri, namun turis lokal tidak perlu khwatir karena ada pula makanan lokal yang murah meriah seperti mie rebus, bakso, mie ayam, serta jagung bakar.
Untuk makanan berat seperti nasi goreng dihargai Rp 40 ribu, mie goreng Rp 40 ribu, gado-gado Rp 35 ribu,
rawon Rp 55 ribu, tahu tempe Rp 25 ribu.
Untuk minumannya yaitu berbagai macam juice antara Rp 25 ribu hingga 30 ribu, milkshake Rp 35 ribu, soft drink Rp 15 ribu, dan beer Rp 35 ribu.