Baca tanpa iklan
Pilih warna terang atau lembut untuk memberi kesan feminin
TRIBUNNEWS.COM- Jauh sebelum seorang Coco Chanel banyak menuai protes kala membuat koleksi rancangan jaket hitam putih dari bahan tweed termashyurnya tersebut, gaya androgini nyatanya sudah mulai digemari.
Ketika modernisasi menuntut kepraktisan berbusana, gaun panjang bervolume atau dress feminin yang bersiluet anggun nyatanya lambat laun tergeser dengan busana celana panjang, kemeja serta luaran pria yang dikenakan oleh para wanita di zamannya.
Nama-nama seperti Ralph Lauren, Coco Chanel, Jean Paul Gaultier adalah segelintir desainer yang mempelopori mengapa kini banyak wanita lebih memilih busana ber-DNA khas pria untuk koleksi kapsul ketimbang dress, gaun dan lainnya.
Lima tahun belakangan, panggung runway kerap didominasi oleh nuansa maskulinitas serta aura androgini yang kental akan garis simpel, elegan, minimalis nan modern. Rumah mode Versace maupun Gucci, Jason Wu, Moschino dan Stella McCartney menjadi sosok penggubah di ajang perhelatan fashion week dunia.
Tahun 2014 akhir, mantel bergaya tailoring berukuran panjang dari Haider Ackermann dan Christopher Kane untuk koleksi Fall/Winter menginspirasi tren mode dunia. Koleksi ini disebut-sebut bisa diaplikasikan pada gaya berbusana pria dengan tetap mempertahankan kesan modern dan seksi.
Gaya padu padan mantel panjang tersebut dikombinasikan kembali dengan kemeja berkancing pas tubuh, celana pipa atau skinny memperlihat lekuk kaki serta sepatu bertumit tinggi untuk menyeimbangkan kesan bervolume.
Anda pun bisa mengganti kemeja berkancing dan berkerah dengan atasan berkerah turtle atau V-neck warna polos. Material kulit pada celana sanggup memunculkan kesan urban sekaligus modis dengan bahan tweed, katun atau wool pada mantel Anda. Sangat pas diterapkan pada cuaca dingin atau hujan yang akan datang di Indonesia.
Selamat mencoba!
Ridho Nugroho/ Nova
'