TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini peran orangtua cenderung mudah menyediakan segala fasilitas yang diinginkan oleh anak tanpa memikirkan lebih jauh dampak dari hal tersebut.
Misalnya memberikan gadget pada anak tanpa melihat umur yang seharusnya berkontribusi menciptakan sikap individualisme. Juga ketidakmampuan berempati pada anak yang berpotensi melemahkan semangat berbagi.
Melihat hal tersebut, Save a Teen berinisiatif untuk mengajak keluarga dan remaja Indonesia berpartisipasi menjadi “Generasi Berbagi” atau generasi yang memiliki rasa empati dan kepedulian kepada sesamanya.
"Save a Teen mengajak keluarga Indonesia untuk melakukan ‘Aksi 5 Menit Biasa Berbagi’ sebagai langkah awal orangtua untuk menanamkan kebiasaan berbagi pada anak dan remaja sejak dini," ujar Imran Razy, Fundraising Manager Putera Sampoerna Foundation yang menjadi perwakilan dari Save a Teen di Jakarta, Kamis (20/11/2014).
Ia berharap keluarga dan remaja Indonesia akan turut ambil bagian secara aktif dalam Aksi 5 Menit Biasa Berbagi ini.
"Tujuannya menciptakan generasi baru yang lebih peka, peduli terhadap sesama, dan pastinya lebih bahagia," katanya.
Program ‘Aksi 5 Menit Biasa Berbagi’ terinspirasi pernyataan Adam Grant dari Wharton Business School dalam bukunya Give and Take memaparkan konsep membantu orang dalam 100 jam.
Disebutkan meluangkan 100 jam selama setahun atau rata-rata 5 menit dalam sehari membantu sesama manusia, dapat menimbulkan rasa kebahagiaan dan mengurangi perasaan depresi dan stres.
Brand Ambassador Save a Teen, Sigi Wimala mengungkapkan sebagai seorang ibu, dirinya melihat dan merasakan adanya korelasi yang kuat antara tingkat kebahagiaan dan semangat berbagi.
"Hal ini mendorong saya untuk mengobarkan semangat berbagi dalam rangka mewujudkan generasi berbagi di Indonesia,” ujarnya. (Eko Sutriyanto)