TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan fungsi kebaya di zaman modern terus melesat hingga tak lagi dipandang sebagai busana tradisional, tapi juga telah bergeser sebagai salah satu koleksi wajib punya untuk wanita. Kini, kebaya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan perempuan Nusantara.
Seiring waktu, kebaya pun semakin kaya kreasi dan gaya. Namun kenyataannya, banyak perempuan Indonesia yang kurang paham akan pakem mengenakan kebaya. Hal tersebut dengan jelas diungkapkan oleh seorang perancang busana kenamaan Indonesia, Edward Hutabarat.
Edward dikenal sebagai perancang busana yang telah berhasil membawa kebaya dan kain tradisional ke ranah adibusana hingga jadi begitu tersohor di kancah mancanegara. Dia mengatakan pakem kebaya tak banyak dikenal sehingga ia khawatir generasi mendatang tak mengenal kebaya yang sesungguhnya mencerminkan kearifan budaya asli Indonesia.
"10 tahun lagi (panduan pakem kebaya) akan dicari karena tidak ada guidance-nya. Jangan sampai orang nanti bilang kebaya itu pasti ada buntutnya. Saya tidak pernah membuat kebaya yang begitu terbuka," ujar Edward dalam acara peluncuran buku "Kebayaku" oleh Mien R Uno dan PT Gramedia Pustaka Utama di Hotel Dharmawangsa, Rabu (19/11/2014).
Menurut Edward, kebaya bukanlah dan janganlah hanya dianggap sebagai busana saja. Sebab, seperti yang dikatakan oleh Edward, kebaya adalah warisan dan bukti pergerakan budaya serta peradaban Indonesia. Kebaya, ujar Edward, sama kedudukannya dengan bahasa sebagai salah satu unsur kebudayaan.
"Kebaya adalah heritage. Pergerakan dan peradaban budaya Indonesia, di tengahnya ada kebaya, seperti bahasa Indonesia. Ada baju bodo, baju kurung, dan kebaya, yang membahasakan busana Indonesia adalah kebaya," ungkapnya.