TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika sesuatu masalah terjadi di luar harapan kita, kadang kita cenderung menyalahkan orang lain. Misalnya, ada sesuatu barang yang hilang, pasti seseorang telah memindahkannya. Mobil tidak bekerja dengan baik, pasti mekaniknya tidak memperbaiki dengan benar; pengeluaran Anda melebihi pendapatan, pasti pasangan Anda menghabiskan banyak uang. Rumah sangat berantakan, pasti Anda jadi satu-satunya orang yang akan membereskan rumah Anda. Proyek kerja Anda terlambat, pasti kolega Anda tidak bekerja sesuai dengan bagiannya, dan masih banyak hal yang lainnya.
Kebiasaan berpikir "blaming others" atau "menyalahkan orang lain" ini sudah menjadi hal yang secara tidak sadar ada dalam budaya kita. Dari sisi individu sebagai pribadi, hal ini menunjukkan bahwa kita tidak pernah benar-benar bertanggungjawab terhadap apa yang sudah kita lakukan, dari masalah yang kita hadapi dan kebahagiaan kita. Dari sisi sosial, itu akan mengarahkan kepada tuntutan hukum yang sembrono dan alasan konyol yang memungkinkan lolosnya pelaku kriminal. Ketika kita terbiasa menyalahkan orang lain, kita menyalahkan orang lain atas kemarahan kita, frustrasi, depresi, stress dan ketidakbahagiaan kita.
Dalam hal kebahagiaan pribadi, Anda tidak akan tenang ketika dalam waktu yang sama Anda menyalahkan orang lain. Meskipun sudah pasti pada suatu saat, orang lain punya kontribusi terhadap masalah yang kita hadapi, tetapi sebenarnya kita sendiri yang punya tanggungjawab atas kebahagiaan kita. Bukan keadaan yang membuat seseorang bahagia, tetapi keadaan tersebut yang mengajak kita memilih mau bahagia atau tidak.
Sebagai percobaan, coba perhatikan apa yang terjadi ketika Anda berhenti menyalahkan orang lain untuk segala hal dalam hidup Anda. Perlu dicatat, ini bukan berarti Anda tidak meminta pertanggungjawaban orang lain atas tindakan mereka. Tetapi ini demi tanggungjawab Anda pribadi terhadap kebahagiaan Anda sendiri. Misalnya, ketika rumah kotor dan berantakan, daripada berpikir bahwa hanya Anda satu-satunya orang yang akan membersihkan rumah, bersihkan saja langsung tanpa merasa sakit hati dan mengomel. Ketika uang Anda selalu habis tiap bulan, cari tahu bagaimana Anda dapat mengurangi penggunaan uang tanpa menyalahkan pasangan Anda. Yang paling penting, ketika Anda tidak bahagia, ingatkan pada diri Anda sendiri, bahwa hanya Anda sendiri yang bisa membuat Anda bahagia.
Menyalahkan orang lain akan mengambil sejumlah besar dari energi mental Anda. Ini semacam mind-set "drag-me-down" yang menyeret Anda pada stress dan penyakit. Menyalahkan orang lain membuat Anda tidak punya kuasa terhadap hidup Anda sendiri karena kebahagiaan Anda bertumpu pada action dan perilaku orang lain yang tidak bisa Anda kontrol. Ketika Anda berhenti menyalahkan orang lain, Anda akan mendapatkan kembali kekuatan pribadi. Anda akan melihat bahwa Andalah sang pembuat pilihan terseebut. Anda akan tahu bahwa ketika Anda sedih, Anda yang punya peran besar untuk menciptakan perasaan Anda. Artinya, Anda sendiri punya peran kunci untuk menciptakan perasaan baru, yang lebih positif. Kehidupan adalah tantangan besar yang menyenangkan dan akan lebih mudah untuk dikelola ketika Anda berhenti menyalahkan orang lain. Give it a try and see what happens. Salam sukses dan bahagia.
Segera kirim pertanyaan Anda tentang topik pojok curhat kepada Bertha Sekunda dengan mengisi komentar di bawah ini. Nantikan jawaban pertanyaan Anda di situs ini.