TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagai kebaya yang kini muncul dalam sentuhan baru, begitu pula cheongsam. Busana tradisional perempuan Tiongkok itu ikut bertransformasi mengikuti perkembangan tren mode.
Inilah yang dihadirkan desainer papan atas Tanah Air Sebastian Gunawan di peragaan busana tunggalnya untuk koleksi imlek di Hotel Mulia, Selasa (3/2/2015) malam. Peragaan kali ini diberi tajuk "Moon Dance" (Yu Liang Wu).
Menurut Seba, begitu panggilan akrab sang desainer, "Moon" mengacu pada perayaan imlek yang jatuh pada saat bulan purnama. Adapun "Dance" diartikan Seba sebagai keluwesan cheongsam dalam beradaptasi dengan arus mode.
"Cheongsam bisa tampil bervariasi. Dari (siluet) fitted hingga loose, panjang ke pendek, dan sebagainya," terang desainer kelahiran Jakarta, 2 Juli 1967, itu.
Di tangan Seba, cheongsam bukan sekedar busana panjang berkerah dengan belahan yang tinggi.
Banyak siluet dan sentuhan-sentuhan baru yang diberikan Seba untuk cheongsam.
Peragaan dibuka oleh pilihan gaun-gaun cheongsam bernuansa retro dalam kombinasi siluet yang flare, konstruktif, sekaligus jenaka. Kian terasa jenaka berkat palet warna-warna terang, seperti hijau neon dan oranye.
Palet tersebut sekaligus meruntuhkan "norma" busana imlek yang identik dengan warna merah atau emas. Meski begitu, busana berwarna merah dan emas tetap mendapat porsi di koleksi ini.
Beberapa dari busana tersebut dipasangkan dengan clutch mungil berbentuk kipas yang dihiasi bordiran bunga. Tidak ketinggalan hiasan berupa rumbai-rumbai yang kian mengentalkan nuansa oriental.
Di koleksi yang terdiri dari 68 tampilan ini, Seba turut unjuk kebolehannya dalam memadukan material. Misal, ia menambahkan bahan lace pada keliman gaun berbahan printed sehingga menambahkan kesan feminin.
Bahan-bahan lainnya yang dieksplorasi Seba antara lain, brokat, piqué, damask, mikado, hingga jacquard. Untuk ketersediaan bahan, Seba kali ini berkolaborasi dengan Zantob Fabrics and Wallcoverings.
Selanjutnya giliran cheongsam bergaya tegas dan maskulin dalam siluet boksi dan konstruktif. Hadir pula pilihan cheongsam dalam potongan jumpsuit, terusan-terusan longgar siluet A serta busana tiga potong yang memperkaya padanan rok-blus dengan baju luar sejenis cape.
Uniknya, ada pula beberapa busana dengan kerah cheongsam yang terpisah dari busana itu sendiri. Berkonsep multiguna atau versatile, kerah cheongsam pun dapat dipasangkan dengan busana lain.
Sentuhan-sentuhan feminin tetap diberikan Seba baik melalui garis desain serta permainan motif-motif floral yang manis.
Beberapa busana juga tampak dihiasi chinese tassel terutama di antara garis belahan rok sehingga semakin mengentalkan unsur oriental.
"Dengan siluet yang bervariasi ini, saya ingin mengakomodasi kebutuhan para perempuan. Semuanya memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda. Saya ingin mereka tetap merasa percaya diri dan bangga dengan tubuhnya masing-masing," terang Seba.
Peragaan dirampung dengan penampilan dua gaun pengantin dari label bridalnya Sebastian Sposa. Gaun bersiluet ball-gown tersebut berkerah cheongsam bermandikan detail kristal Swarovski yang memukau.