TRIBUNNEWS.COM – Menyantap plasenta atau ari-ari sendiri kini menjadi tren baru bagi ibu-ibu di Amerika Serikat. Tren yang juga dikenal dengan istilah placentophagy ini diyakini bisa memberikan banyak khasiat bagi para ibu yang baru saja melahirkan. Beberapa diantaranya bisa mengembalikan energi, menangkal depresi, mampu memengaruhi produksi susu yang lebih banyak serta mampu meredakan kecemasan.
Adapun umumnya, plasenta dikonsumsi setelah diolah terlebih dahulu. Caranya, plasenta dipotong-potong lalu dikeringkan. Kemudian dimasukan ke dalam mesin penggilingan kopi supaya teksturnya menjadi halus. Setelah itu, bubuk plasenta dimasukan ke dalam pil.
Selain itu, ada pula yang mengolahnya dengan dicampurkan bahan lainnya semisal susu, madu, cokelat maupun bahan lainnya untuk menghilangkan rasa asli plasenta. Cara ini dilakukan termasuk oleh dua orang aktris AS yang blak-blakan mengaku pernah mengonsumsi plasentanya. Mereka yakni January Jones dan Alicia Silverstone.
Claudia Booker, seorang bidan di AS yang biasa mengolah plasenta menjelaskan kepada AFP plasenta sebenarnya bisa dikonsumsi lewat beberapa cara. Plasenta yang memiliki kandungan zat besi tinggi ini, bisa dikonsumsi baik itu dalam bentuk cair, padat maupun dimasukan dalam pil.
Untuk pengemasan pil, menurut dia membutuhkan waktu cukup lama hingga beberapa minggu. Cara ini pula yang akrab dilakukan oleh para ahli pengobatan China.
"Plasenta bisa membantu anda untuk mengembalikan tubuh lewat kandungan vitamin, mineral dan hormon. Patut diingat bahwa ini tidak akan membuat anda tampak awet muda, tapi hanya mengembalikan kebugaran seperti sedia kala," jelasnya.
Tidak ada data terperinci berapa banyak ibu di AS yang sudah melakukan ini. Namun hal ini diyakini telah menjadi tren. Bahkan, ide ini juga telah melahirkan ide di masakan di blog untuk para ibu mengenai racikan makanan dari plasenta semisal lasagna plasenta, taco dan truffle.
Sementara itu, Antropolog medis dari Universitas Nevada, Daniel Benyshek menjelaskan bahwa plasenta kering sebenarnya sudah umum digunakan pula oleh para ahli pengobatan di China.
Menurut Benyshek, berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2013 terhadap 189 responden perempuan, dirinya menemukan data bahwa 98 persen diantaranya mengaku mendapatkan manfaat positif dari memakan plasenta mereka.
Beberapa pihak lainnya sudah pernah ada yang melakukan percobaan pada binatang. Seperti yang dijelaskan oleh seorang psikolog dari Universitas Buffalo, Mark Kristal. Menurut dia, percobaan pada tikus memperlihatkan bahwa tikus itu mengalami pengurangan rasa sakit pascamelahirkan jika mereka memakan plasentanya. Namun, belum ada penelitian mendalam mengenai efeknya pada manusia.
Kebanyakan, penelitian yang dilakukan justru tidak memenuhi unsur standar kajian ilmiah yang bisa diterima