TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Setelah membuka cabang di berbagai kota Indonesia, Medan menjadi salah satu yang bakal rutin disinggahi Jeng Ana.
Pada Selasa, 24 Fabruari 2015 kemarin, Klinik Herbal Jeng Ana resmi dibuka di Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara ini. Tercatat inilah cabang kesembilan dari klinik yang digawangi oleh Jeng Ana bersama timnya.
“Terus terang saja, cabang di Medan ini agak istimewa karena banyak disuport kalangan artis. Sejak lama mereka meminta saya buka praktek di Medan karena katanya banyak penggemar, sahabat dan keluarga mereka yang menanyakan kapan saya buka di kota ini. Meski kesibukan membuat saya lelah, tapi inilah jawaban saya atas suport teman-teman artis,” ungkap Jeng Ana saat memberikan sambutan di pembukaan kliniknya yang berdiri megah di Jl. Sungal Perumahan Graha Prima A-1 Medan.
Sebagai herbalis, nama Jeng Ana memang tak diragukan lagi. Kepopulerannya sudah setara dengan deretan artis papan atas.
Tak diragukan pula kedekatannya dengan sejumlah artis yang notabene pernah menjadi pasiennya. Sebutlah nama-nama seperti Ratna Listy, Trio Macan, Epy Kusnandar, Cinta Penelope, Mpok Nori, Opik Kumis, Rini S Bonbon dan lain-lainnya, setidaknya pernah merasakan sentuhan tangan dingin Jeng Ana.
“Saya ucapkan selamat atas dibukanya Klinik Herbal Jeng Ana di Medan. Saya punya banyak penggemar, sahabat dan keluarga di kota ini yang merasa senang dengan keberadaan klinik Jeng Ana di Medan,” ungkap Epy Kusnandar.
Sekedar membuka catatan lama, Kang Epy, sapaan artis yang juga komedian itu, adalah salah satu pasien Jeng Ana yang paling fenomenal.
Ia terdeteksi mengidap kanker otak dan oleh medis usianya divonis hanya tersisa beberapa bulan saja. Namun, berkat rutin mengkonsumsi racikan herbal Jeng Ana, Kang Epy terbukti masih sehat walafiat hingga kini.
“Bagi saya ini bukti dari kebesaran Allah melalui tangan Jeng Ana dan racikan herbalnya. Siapa menyangka saya bisA bertahan hidup sampai sekarang ini,” tutur Kang Epy, mengingat kembali vonis mati yang pernah diterimanya.
Rini S Bonbon juga punya komentar senada. Ia merasa kebesaran Tuhan telah diterimanya lewat tangan dingin Jeng Ana.
Kakinya yang sudah membusuk akibat diabetes dan nyaris diamputasi akhirnya sembuh berkat rajin mengkonsumsi racikan herbal Jeng Ana. Alhasil, saat ini Rini sembuh dan kakinya urung diamputasi.
“Sulit dibayangkan kalau seandainya Allah tidak mempertemukan saya dengan Jeng Ana. Mungkin saat ini tubuh saya sudah tak utuh lagi,” jelas Rini, yang juga mengaku punya banyak kerabat di Medan dan merasa senang dengan kehadiran Klinik Herbal Jeng Ana.
Cinta Penelope juga merasa bersyukur tak terkira. Berkat racikan herbal Jeng Ana dirinya sudah sembuh dari penyakit yang hampir saja membuatnya batal menikah.
“Nggak kebayang deh kalau seandainya Tuhan nggak mempertemukan aku dengan Jeng Ana. Pasti ada hal lain yang tejadi dengan diriku. Tapi aku yakin, inilah bukti kebesaran Tuhan,” kata artis berdagu lancip itu menarik nafas lega.
Artis gaek yang hadir dalam acara pembukaan Klinik Herbal Jeng Ana cabang Medan adalah Mpok Nori. Pernah dirawat di rumah sakit namun kemudian sembuh setelah rutin mengkonsumsi racikan herbal Jeng Ana, komedian Betawi ini mengaku memberikan dukungan penuh pada Jeng Ana untuk terus mengembangkan kliniknya.
“Pokoknya sukses terus buat Jeng Ana. Emak doakan semoga Medan bukan kota terakhir. Masih banyak yang ngebutuhin Jeng Ana di kota-kota laen-nya di Indonesia,” kata Mpok Nori.
Ratna Listy yang sejak lama bersahabat dengan Jeng Ana pun punya harapan yang sama. Ia bahkan meyakini banyak kaum Hawa seperti dirinya akan jatuh cinta pada layanan Jeng Ana.
Artis seksi bertubuh sintal ini menyebut dirinya sebagai contoh nyata dari keandalan dan kemujaraban racikan herbal Jeng Ana.
“Dengan rajin mengkonsumsi racikan herbal Jeng Ana, saya tidak hanya merasa selalu sehat, tapi juga merasa tetap bugar dan awet muda,” ujar Ratna.
Terhadap semua pujian dan dukungan dari kalangan artis, Jeng Ana mengaku akan menjadikannya sebagai motivasi untuk terus berkomitmen meningkat mutu baik layanan maupun racikan herbal.
Menjawab tantangan ke depan, dirinya tertantag harus terus melakukan terobosan dan inovasi. Hal ini penting sebagai upaya menunjukkan bahwa pengobatan herbal hendaknya jangan dipandang sebelah mata.
“Yang terpenting, saya selalu bersyukur kepada Allah karena berkat ridho dan karunia-Nyalah banyak pasien saya yang sembuh. Ini juga sekaligus menjadi tantangan bagi saya untuk terus menghasilkan karya yang maksimal dalam hal pengobatan herbal,” urai Jeng Ana.
Memang, sudah saatnya masyarakat lebih perduli pada warisan nenek moyang, terutama dalam kaitannya dengan pengobatan tradisional berbahan baku herbal. Nusantara kita adalah negeri yang kaya dengan beraneka ragaman tanaman berkhasiat obat.
“Kalau bukan kita yang melestarikannya, maka siapa lagi. Keyakinan saya mengatakan, penyembuhan herbal ini akan menjadi potensi unggulan karya anak bangsa,” tandas Jeng Ana.