News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengapa Harus Merakit Sendiri Perabotan yang Dibeli di IKEA?

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu sudut IKEA Alam Sutra.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah sekian lama ditunggu-tunggu, IKEA akhirnya meresmikan kehadirannya di Indonesia Oktober 2014 lalu.

Masyarakat di sekitar Ibukota kini tidak perlu lagi jauh-jauh pergi ke Malaysia atau Singapura hanya untuk membeli perabotan rumah tangga buatan toko asal Swedia itu.

Toko pertamanya yang berluaskan 35.000 meter persegi berlokasi di kawasan Alam Sutra, Tangerang Selatan, tepat di tepi jalan tol Jakarta-Merak.

Diungkapkan Marketing Manager IKEA Eliza Fazia, hampir 60 persen dari produk yang dijual IKEA di seluruh tokonya di 46 negara termasuk Indonesia, merupakan produk berkonsep Do It Yourself (DIY).

Bahasa awamnya, produk tersebut tidak dijual dalam rupa yang sudah jadi. Dari meja hingga lemari, konsumen membeli produk tersebut dalam bentuk rangka atau potongan-potongan kecil. Lalu mereka harus merakit sendiri perabotan tersebut.

Apa keuntungan bagi konsumen dari konsep tersebut?

Sepintas konsep DIY terkesan kurang praktis, apalagi di zaman serba cepat instan seperti saat ini. Kenapa harus susah-susah merakitnya, sementara banyak produk perabotan di toko lain yang menjual secara utuh.

Namun menurut penjelasan Eliza, konsep yang sudah diterapkan IKEA sejak 1950-an itu menawarkan banyak keuntungan.

Apa sajakah itu?

Harga Barang yang Lebih Murah
Konsep ini memungkinkan IKEA menghemat biaya produksi dalam jumlah besar. Misal dari biaya jasa perakitan. Lalu biaya distribusi dan pengantaran karena pengemasan lebih simpel dan kompak. Konsumen dapat membawa produk tersebut tanpa harus menggunakan jasa pengantaran. Emisi kendaraan pun juga berkurang.

Semakin minim biaya produksi, produk yang dijual semakin murah. Alhasil, konsumen dapat menghemat uang untuk membeli kebutuhan lain.

Melatih Kesabaran
Merakit perabotan tidaklah membutuhkan keahlian khusus. Disamping buku panduan, Anda juga membutuhkan kesabaran. Ada kemungkinan Anda akan mengalami kegagalan berulang kali. Niscaya kesabaran itu akan terbayarkan dengan perasaan puas dan bangga setelah Anda berhasil merakit produk.

Memicu Kreativitas
Kreativitas tidak datang begitu saja, namun perlu diasah. Menciptakan sebuah produk, dalam hal ini merakit, juga bisa menjadi caranya. Siapa tahu setelah perakitan berhasil, Anda terinspirasi untuk menciptakan sesuatu.

Mengakrabkan Anggota Keluarga
Merakit sebuah produk bersama anggota keluarga dapat menghadirkan kedekatan emosional. Anda dapat menjadikan kegiatan merakit sebagai aktivitas yang seru dan menyenangkan untuk keluarga. (Daniel Ngantung)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini