News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mau Bikin Hunian Berkonsep Hemat Energi? Yuk Contoh Rumah Rektor Undip

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Talang Angin Angin - Di semua ruangan Rumah Prof Sudarto tidak menggunakan AC maupun kipas angin. Agar tetap sejuk banyak ventilasi yang ada di kediaman Rektor Universitas Diponegoro itu. Satu tempat favorit Prof Sudarto di ruang kerja balkon kaca yang ada di lantai dua.

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kaca transparan, tudung kanopi tembus cahaya, ventilasi, hingga kaca mozaik merupakan beberapa ornamen yang digunakan Sudharto P Hadi agar sinar matahari dapat masuk ke rumahnya.

Tak hanya itu, demi memperlancar sirkulasi udara, suami dari Sri Budiarni ini juga meninggikan atap rumah dan memasang talang-talang angin ventilasi.

Tujuan semua ini agar rumah yang berdiri di Jalan Banjarsari 4A Tembalang tersebut lebih hemat energi listrik, karena tak perlu banyak lampu dan pendingin ruangan.

Selama menjabat sebagai Rektor Universitas Diponegoro, Sudharto kerap tinggal di rumah dinas di Jalan Imam Bardjo, Peleburan. Barulah pada Juli 2014 lalu dia bersama keluarga memulai boyongan ke rumah pribadi.

"Selama saya memiliki rumah sejak menikah tahun 1984, belum pernah sekalipun membangun rumah dari nol. Empat kali berpindah rumah di Krapyak, Jatingaleh, rumdin, lalu di Tembalang ini, saya juga tidak pernah memakai pendingin ruangan. Jadi rumah-rumah yang pernah kami tinggali selalu saya konsep hemat energi. Caranya dengan membuat banyak ventilasi dan kaca-kaca untuk masuk udara dan cahaya matahari," ujar Sudharto saat ditemui di kediamannya, Sabtu (21/3) pagi.

Rumah berwawasan lingkungan, begitu bapak empat orang anak tersebut menjulukinya. Hal itupun bukan hanya sekadar konsep, mengingat kawasan Tembalang masih terbilang kawasan bersuhu panas saat siang. Namun lewat pengaplikasian talang angin, ventilasi, dan sekat tembus cahaya, hawa panas seakan tak masuk di rumah seluas 300 meter persegi itu.

"Untuk urusan konsep pembangunan bangunan saya yang handel. Sementara istri yang memilih perabot, warna tembok, walpeper dan segala perniknya. Dan, saya selalu cocok dengan apa yang dirancang istri saya," ungkap pria yang dikukuhkan sebagai guru besar Undip termuda pada tahun 1999 itu.

Efisiensi energi juga diterapkan Sudharto dalam hal resapan air hukan di rumah. Terhitung ada 10 biopori dan dua sumur resapan di tempat tinggal pria kelahiran Klaten, 3 September 1954 itu.

Biopori yang dimaksud adalah lubang resapan air yang menghubungkan sebuah wadah berdiameter 30 sentimeter yang memiliki filter penyaring kotoran air. Jumlah 10 biopori itu dibuat Sudharto di beberapa tempat yang sering dilalui air dari talang air atap rumah.
Sementara di taman depan rumah ada dua sumur resapan agar air hujan yang turun bisa menggemburkan tanah dan diresap lancar masuk ke dalam tanah.

"Konsep ini selalu saya buat di rumah yang saya tinggali. Termasuk saat di rumah dinas. Di sana, sebelum saya beri biopori dan sumur resapan, rumah selalu banjir saat hujan turun. Dengan biopori air bisa masuk ke dalam tanah. Hal ini sebenarnya solusi dari seringnya banjir di Semarang. Jika tiap rumah punya biopori, tidak perlu khawatir ada banjir di depan rumah," jelas Sudharto. (alv)

Etalase Jejak Pemikiran di Sisi Tangga

Sudharto P Hadi memiliki dua ruang favorit di rumahnya. Pertama, ruang makan kala waktu siang. Kedua, ruang balkon kaca di lantai dua saat malam hari. Di sanalah, kakek dua cucu itu mengerjakan pekerjaan di rumah.

Dua ruangan tersebut dihubungkan sebuah tangga yang temboknya terpajang sekitar belasan bingkai foto. Sudharto menamai bagian pajangan klipingan koran, piagam, dan foto itu sebagai Etalase Jejak Pemikiran.

"Di antara dua ruang kerja saya ada satu tempat yang saya harapkan bisa menginspirasi anak-anak saya dan mahasiswa yang datang. Yaitu deretan pajangan jejak pemikiran saya sejak diangkat sebagai guru besar Undip tahun 1999 sampai saat ini," ujar pria yang sempat beberapa tahun tinggal di Kanada untuk raih gelas magister dan doktoral tersebut.

Sudharto yang "hanya" kebagian mengonsep pembangunan rumah memang menyerahkan semua penataan interior dan ekterior semua pada Sri Budiarni, istrinya. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, lima kamar tidur semua yang menata Sri Budiarni.
"Ini juga merupakan andil istri, mengonsep etalase di bagian itu. Sedangkan saya hanya menuangkan ide agar arsip-arsip selama beberapa puluh tahun terakhir tak hanya rapi tersimpan. Namun bisa di lihat dan jadi penyemangat," lanjut ahli lingkungan hidup itu.

Dalam etalase tersebut juga dipajang kain tenun dari Nusa Tenggara Barat yang jadi cinderamata saat Sudharto dan Sri Budiarni berkunjung kesana. Warnanya pun sepaham dengan warna tangga rumah dan perabot.

"Warnanya cokelat, dan kebanyakan pakai kayu jati. Keawetan yang ingin saya dan istri inginkan. Paling banyak selain meja kursi,ada almari dan rak. Untuk rak buku malah sampai ada tiga. Semuanya untuk menyimpan buku yang jadi koleksi saya dan istri," ujar Sudharto. (alv)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini