TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Untuk membedakan beras asli dengan beras sintetik yang mengandung bahan plastik menurut pakar Institut Pertanian Bogor (IPB) cukup digigit berasnya.
Fransiska Rungkat Zakaria, Guru Besar Ilmu Pangan fakultas Teknologi IPB, secara kasat mata cukup sulit membedakan beras plastik dengan beras asli.
"Warna beras plastik katanya, bisa menyerupai beras asli dengan menggunakan pemutih," katanya, Jumat (22/5/2015).
Cara yang paling mudah untuk membedakan beras plastik dengan beras asli kata Fransiska yaitu dengan cara digigit. Beras plastik yang digigit katanya, akan terasa bahan resin atau sulit patah."Sedang beras asli, ditekan saja bisa patah," katanya.
Cara lain kata Fransiska, dengan merendam beras dalam air, jika beras mengapung ke permukaan, bisa diduga beras tersebut bukan asli.
"Yang jelas teknologi mengubah plastik menjadi beras itu belum ada sampai sekarang. Yang paling memungkinkan adalah mencampur bahan beras dari singkong atau jagung dengan bahan plastik," katanya.
Fransiska menduga beras sintetis yang dimaksud terbuat dari umbi-umbian kemudian dicampur dengan biji plastik. Tujuannya, agar beras analog menyerupai beras asli.
"Beras analog dicampur plastik agar lebih tahan lama," katanya.
Orang yang mengkonsumsi beras plastik, lanjutnya, berpotensi terkena kanker hati. Tidak hanya itu katanya, plastik pun bisa mengendap pada organ pencernaan. "Jika gagal dikeluarkan oleh pencernaan, plastik itu akan menempel di lambung dan usus," ujar Fransiska.