News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengenal Jenis dan Kiat Memilih Suplemen yang Tepat

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr.dr. Inge Permadhi, MS, SpGK, dokter spesialis gizi klinik FKUI, Agus Setio Joewono, Vice President & General Manager PT Cerebos Indonesia, dan Paul Palele, perwakilan profesional di Jakarta saat sesi bincang-bincang mengulas hasil survey Jakarta Health Professional Index di Jakarta Health Week 2015.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suplemen merupakan salah satu alternatif tambahan zat gizi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Lalu, kapan kita harus mengonsumsi suplemen?

Dokter spesialis gizi Inge Permadhi menjelaskan, suplemen sebaiknya dikonsumsi pada saat kebutuhan tubuh terhadap gizi dan nutrisi tidak dapat terpenuhi secara optimal sesuai dengan diet yang berimbang.

Kebutuhan tersebut meningkat ketika sakit atau mengalami kelelahan karena aktivitas tubuh yang semakin intens.

"Walau begitu, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen secara rutin agar tubuh tetap bugar, daya tahan tubuh terjaga, sekaligus meningkatkan daya konsentrasi. Jangan menunggu sampai sakit," saran Inge di Jakarta Health Week 2015 yang digelar oleh Brand's Saripati Ayam di Senayan City belum lama ini.

Apalagi, menurutnya, manusia saat ini hidup di era yang serba dinamis. Tidak jarang, pola hidup sehat terlupakan karena masyarakat, khususnya yang tinggal di perkotaan, terlalu sibuk beraktivitas. Alhasil, tubuh menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit.

Maka itu, tubuh sangat membutuhkan suplemen untuk memenuhi asupan gizi dan nutrisi yang berimbang.

Inge memaparkan, terdapat dua tipe suplemen, yakni alami (nutraceutical) dan kimiawi.

Alami juga terbagi lagi menjadi dua jenis, herbal dan makanan (food supplement). Contoh suplemen herbal di antaranya bawang putih, madu, ginseng, dan acai berry.

Adapun suplemen yang masuk dalam kategori food supplement di antaranya bahan makanan sumber segala zat baik yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, asam amino, peptide, lemak, asam lemak, karbohidrat, antioksidan, atau serat.

Sementara suplemen yang bersifat kimiawi terdiri dari berbagai jenis vitamin dan mineral buatan yang dikemas dalam bentuk tablet, kapsul, dan sebagainya.

Lantas, suplemen apa yang terbaik bagi tubuh kita? Segala jenis suplemen tidak diharamkan selama itu berbahan alami dan tidak mengandung bahan pengawet dan kimia yang berbahaya.

Namun, ada baiknya pula menyesuaikan jenis suplemen dengan kebutuhan tubuh.

Misal bagi ibu hamil, mengonsumsi suplemen yang mengandum asam amino dan folat untuk mengoptimalisasi perkembangan janin.

Lain cerita dengan para atlet atau mereka yang baru saja melakukan olahraga high impact. Mereka membutuhkan suplemen yang mengandung protein untuk memperbaiki sel-sel otot yang robek akibat latihan fisik yang keras.

Pentingnya mengonsumsi suplemen sebagai bagian dari gaya hidup sehat menjadi pesan utama yang digaungkan dalam rangkaian acara Jakarta Health Week 2015 di Senayan City, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Digagas oleh Brand's Saripati Ayam, Jakarta Health Week 2015 hadir untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menerapkan gaya hidup sehat.


Pasalnya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Brand's terhadap 1.000 responden karyawan di Jabodetabek 96 persen dari responden tersebut setuju bahwa kesehatan memengaruhi keberhasilan karier, namun hanya 50 persen yang menjalani hidup sehat.

Para responden tersebut terdiri 378 karyawan level staf dan 622 karyawan level manager, pria dan wanita berusia 25-45 tahun, dengan status sosioekonomi A-B.

Survei yang bertajuk Jakarta Profesional Index 2015 ini juga mengungkap persepsi kaum profesional tentang sarapan, kebiasaan olahraga, hingga keluhan-keluahan kesehatan yang kerap dialami di kantor.

"Terungkap, 23,8 persen profesional dan mayoritas tidak melakukan olahraga sama sekali. Selain itu, 5 dari 10 karyawan di Jakarta mengantuk saat jam kerja dalam satu pekan terakhir. Mereka juga mengalami badan pegal dan mudah lelah," ujar Priyono Catur Nugroho, Digital Marketing Manager & Customer Relationship Manager PT Cerebos Indonesia (Brand's).

Dari segala temuan tersebut dapat disimpulkan, bahwa masyarakat Jabodetabek pada umumnya terlalu percaya diri terhadap kesehatannya.

"Masyarakat berpikir, selama belum masuk rumah sakit, itu artinya tubuh masih sehat. Padahal gejela-gejalanya sudah sering dialami," kata dia.

Selain itu, survei ini turut membuktikan bahwa masyarakat belum benar-benar mengerti tentang pentingnya melakukan gaya hidup sehat. Padahal responden tergolong berasal dari kalangan berpendidikan.

Berangkat dari hasil survei ini, Brand's yang merupakan produk suplemen kesehatan alami terus berkomiten untuk terus memotivasi masyarakat agar menerapkan gaya hidup yang setia.   

Eksibisi di Jakarta Health Week 2015 menyuguhkan acara bincang-bincang kesehatan dengan para dokter ahli, inspirator kesehatan, dan gerakan sehat oleh komunitas dan pusat kebugaran. (Daniel Ngantung)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini