TRIBUNNEWS.COM, BARABAI - Alam Pegunungan Meratus Kalimantan menyimpan kekayaan dan menyediakan berbagai kebutuhan hidup masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Jauh sebelum mengenal shampo berbahan kimia, warga suku Dayak di Kecamatan Batangalai Timur, Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel menggunakan shampo alami pemberian alam yaitu akar langir, yang tumbuh di sekitar air terjun Tumaung, Desa Hinas Kiri.
Akar langir, atau yang juga disebut akar beluru oleh warga setempat, biasanya menjuntai dari atas pohon, dengan bentuk unik berupa ulir tali yang kokoh.
Matnor, warga Desa Hinas Kiri, yang juga pemandu wisata setempat menjelaskan, kulit akar langir, bisa menghilangkan rasa gatal di kepala serta menyuburkan rambut, sehingga digunakan untuk mencuci rambut.
"Bisa jadi shampo dengan cara mengambil kulit akarnya. Kemudian ditumbuk hingga halus. Jika diberi air, kulit akar yang dihaluskan mengeluarkan busa seperti shampo. Khasiatnya menyuburkan rambut dan menghilangkan gatal di kulit kepala," kata Matnor yang mengaku sudah mencoba shampo tradisional tersebut. (Banjarmasin Post/Hanani)