News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketiak Bau Karena Berkeringat? Ini Trik Mengatasinya

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM - Keringat merupakan cairan yang tidak berwarna dan tidak berbau.

Alasan kenapa ketiak mengeluarkan bau karena keringat yang dihasilkan tubuh mengalami kontak dengan bakteri di permukaan kulit.

Bakteri mengurai kandungan lemak dan protein dalam keringat sehingga menghasilkan senyawa asam.

Ketiak menjadi tempat yang mendukung pertumbuhan bakteri karena tertutup sehingga mudah lembap. Ketiak juga memiliki pH (derajat keasaman) yang lebih tinggi dibandingkan area kulit lain.

Selain itu, ketiak juga memiliki kelenjar keringat yang menskresikan nutrisi bagi bakteri, itulah penjelasan kenapa ketiak mengeluarkan bau.

Lalu, bagaimana cara mengurangi keringat pada daerah ketiak?

Ini saran dari dr. Inneke Halim, SpKK, dokter spesialis kulit RS Bethsaida saat momen peluncuran NIVEA Deodorant Invisible for Black & White Fresh.

“Ada empat cara mengurangi keringat pada daerah ketiak. Kenakan pakaian berbahan yang mudah menyerap keringat seperti katun. Hindari bahan nilon dan polyester. Pilih busana yang nyaman di tubuh dan jangan terlalu ketat. Selain itu menggunakan deodoran dengan perlindungan optimal juga mampu mengurangi keringat dan bau badan,” ujar dr. Inneke.

Lebih lanjut, cara mengurangi keringat pada daerah ketiak juga dapat ditempuh dengan menjaga suhu tubuh agar tetap rendah agar tidak banyak berkeringat.

Direkomendasikan juga meminum banyak air, menggunakan pendingin udara atau kipas serta mandi dengan air dingin.

Cara mengurangi keringat pada daerah ketiak yang lainnya ialah mencoba mengurangi stres. Pasalnya, stres dapat memicu aktivitas keringat berlebih sehingga juga mengakibatkan bau pada ketiak.

“Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin mengandung lemak dan protein, yang bila terjadi metabolisme oleh bakteri akan menghasilkan bau badan. Kelenjar apokirn mulai aktif saat memasuki usia pubertas,” tutup dr. Inneke.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini