TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jantung merupakan organ yang penting untuk tubuh karena berfungsi untuk menyuplai darah pada seluruh tubuh.
Namun pola dan kebiasaan buruk dan pola makan yang tidak sehat berpengaruh buruk terhadap kesehatan jantung.
"Perubahan gaya hidup sekecil apapun dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dan mengurangi risiko serangan jantung hingga 50 persen," kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), DR. Dr. Anwar Santoso, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FESC, FACC di Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Ia mencontohkan konsumsi makanan sehat sangat dianjurkan untuk merawat, menjaga fungsi dan kesehatan jantung.
"Akan lebih baik jika dikombinasikan dengan aktif berolahraga sehingga menciptakan jantung sehat dan terhindar dari masalah penyakit jantung koroner," katanya.
Saat ini risiko utama yang saling terkait sebagai penyebab penyakit tidak menular seperti jantung dan stroke yaitu kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik serta makan tidak seimbang terus meningkat.
"Ironisnya, kebanyakan wanita justru lebih mengkhawatirkan bahaya penyakit jantung suami atau pasangannya daripada dirinya sendiri," katanya.
PERKI yang merupakan wadah para ahli Jantung mengajak setiap individu masyarakat untuk memilih cara hidup sehat bagi terciptanya hidup dan jantung yang sehat.
Tidak lupa mengajak peran serta pemerintah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sadar akan kesehatan jantungnya.
Sebagai bagian dari peringatan World Heart Day 2015, PERKI mengajak masyarakat sadar akan kesehatan jantung dengan membagikan membagikan pin dan leaflet program kesadaran penyakit jantung di Kawasan Bundaran Patung Kuda, Jakarta (29/9/2015).
World Heart Day atau Hari Jantung Sedunia diperingati setiap tanggal 29 September setiap tahun sejak tahun 2000.
Ini menjadi pengingat orang di seluruh dunia untuk terus menjaga kesehatan jantung. Pada tahun ini tema Hari Jantung Sedunia adalah Healthy Heart Choices for Everyone, Everywhere. (Eko Sutriyanto)