TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Minuman anggur fermentasi atau awam dikenal dengan istilah Inggris, wine, saat ini telah menjadi bagian gaya hidup masyarakat perkotaan kelas ekonomi atas.
Wine dikonsumsi tak hanya dalam acara makan malam istimewa, tapi juga saat acara sosialisasi kasual.
Para penikmat wine, pasti tahu betul bahwa jenis minuman ini dibagi menjadi dua jenis, yakni white wine dan red wine.
Tak disangka, para pecinta wine di Jakarta ternyata lebih gemar menikmati red wine ketimbang dengan white wine.
Padahal, red wine selama ini dianggap memiliki efek sensasi lebih hangat pada tubuh. Red wine merah umumnya dikonsumsi di cuaca dingin daripada tropis seperti di Jakarta.
Fakta tersebut dikatakan oleh Lia Rahma Fentina, dari Boga Fine Wine, salah satu pemasok wine di Jakarta.
"Sebenarnya tergantung selera. Tapi kalau berdasarkan jumlah penjualan, 75 persen wine di Jakarta yang lebih banyak terjual adalah red wine. Beda dengan di daerah seperti Bali, penjualan red wine sangat sedikit" ujar Lia saat di acara wine tasting Mollydooker di kediaman Dubes Australia, Jakarta (2/10/2015).
"Mungkin alasannya seperti ini, jika di luar negeri yang iklimnya dingin seseorang akan melepas jaketnya saat masuk ruangan, dan keluar dengan jaket. Namun, karena di Jakarta kebanyakan yang menjual wine adalah hotel dan bar, biasanya seseorang justru mengenakan jaket, lalu keluar ruangan dengan melepas jaket," urainya.