Laporan Wartawan Tribun Jabar, Fauzie Pradita Abbas
TRIBUNNEWS.COM - Selama 150 tahun lalu kanker hampir tidak pernah ditemukan tetapi masuknya makanan olahan dengan daging berkualitas membuat masyarakat terserang sel kanker.
Dikutip dari Trueactivist dan seputaredukasi.com, studi baru yang dipublikasikan Life Sciences menunjukan artemisinin ditambah dengan iron dapat membunuh 98 persen sel kanker payudara dalam 16 jam.
Apabila hanya dikonsumsi tanpa campuran bahan lain, tanaman ini hanya menurunkan sel-sel payudara sebesar 98 persen.
Namun bila dikombinasikan dengan tanaman apsiuntus maka akan memiliki khasiat yang mampu menghilangkan hampir sepenuhnya sel-sel kanker dari dalam tubuh.
Tanaman ini dimasa lalu digunakan sebagai obat yang mampu mengobati penyakit malaria.
Namun kini tanaman ini juga terbukti secara efektif mampu melawan sel kanker.
Tanaman Artemisinin merupakan turunan dari tanaman apsintus (Artemisia annua).
Sudah banyak penelitian yang membuktikan jika tanaman ini dapat menyambutkan penyakit secara efektif.
Sudah selama ribuan tahun China menggunakan ekstrak tanaman ini untuk mengobati penyakit malaria.
Termuan ini pertama kali dikemukankan oleh The bioengineers Henry Lai dan Narendra Singh dari University of Washington, Seattle.
Penelitian yang mereka lakukan terkait ini telah terbukti dapat membuat sel kanker akan mengalami apoptosis (hancur dengan sendirinya).
Artemisinin memiliki efek pro-oksidan ketika bertemu sel dengan kadar zat besi yang tinggi.
Sementara kita biasanya mendengar tentang manfaat anti-oksidan untuk kesehatan, ada kasus tertentu di mana mempromosikan oksidasi dapat bermanfaat.
Peneliti kanker akan mencari senyawa yang memberikan efek pro-oksidan ketika mereka menghadapi sel-sel kanker.
Ia akan muncul bahwa Artemisinin mungkin cocok dengan deskripsi ini.
Kimia, dua atom oksigen dalam Artemisinin memecah di hadapan besi.
Hal ini kemudian menciptakan radikal bebas yang merusak selektif besi diasingkan ditemukan di parasit malaria serta sel-sel kanker.
Dengan kata lain, ketika senyawa ini datang ke dalam kontak dengan zat besi, menciptakan radikal bebas yang merusak sel-sel kanker hanya.
Kadar zat besi dapat 1000 kali lebih tinggi pada sel-sel kanker daripada sel normal.
Efek dari Artemisinin hanya menargetkan sel-sel yang memiliki jumlah besi abnormal tinggi.
Oleh karena itu, Artemisinin dan turunannya memiliki potensi menjadi pengobatan kanker non-toksik. (*)