TRIBUNNEWS.COM – Tahun 2016 sudah di depan mata. Banyak hal perlu dipersiapkan matang-matang untuk dilaksanakan di tahun baru tersebut.
Termasuk satu di antaranya soal keuangan. Pasalnya, pengelolaan keuangan dan gaji yang lebih baik akan menghasilkan kualitas hidup yang lebih sejahtera di tahun 2016.
Namun, banyak orang agak kebingungan ketika ditanya soal cara mengelola gaji. Sebagian besar dari mereka hanya mengatur gaji secara sederhana: belanjakan barang yang diperlukan, lalu sisanya ditabung atau diinvestasikan.
Padahal di samping cara konvensional tersebut, banyak cara dan kebiasaan kecil lain yang bisa menghasilkan arus keuangan lebih sehat. Selain itu, ternyata cinta bisa jadi duit!
Mau tahu apa saja caranya? Simak 4 prediksi cara mengelola gaji yang baik di tahun 2016 ini.
Gaji Bukan Cuma Diambil, tapi Dihitung
Gaji di tahun 2016 sebaiknya bukan cuma diambil, tapi juga dihitung. Apa sudah ideal atau belum?
Hal itu merupakan landasan yang benar-benar perlu dipikirkan agar arus keuangan tahun 2016 selalu lancar. Caranya, hitung pengeluaran yang dikeluarkan per bulannya lalu bandingkan dengan gaji yang diterima.
Jika setelah dihitung dan dirasa belum ideal, segera cek gaji ideal Anda di sini dengan fitur Salary Benchmark. Fitur tersebut memungkinkan informasi mengenai gaji ideal di beberapa industri strategis terpampang jelas. Caranya pun tidak rumit: tinggal masukan informasi seperti posisi, pengalaman bekerja, dan industri pekerjaan yang dilakoni.
Dengan informasi gaji ideal tersebut, perencanaan pengelolaan keuangan akan mendapat gambaran lebih jelas. Arus keuangan sehari-hari untuk berbagai kebutuhan pun lebih lancar. Apalagi ada hadiah 1 unit Vespa S bagi yang mencoba fitur Salary Benchmark itu lho.
2016 Beli Barang Keren Cuma Buat Gaya? Malu, Ah!
Meski perhatian dan pujian orang lain menyenangkan, tapi pengeluaran gaji di tahun 2016 sebaiknya jangan terlalu banyak kompromi. Jika membeli banyak barang atau fashion cuma biar orang lain terkesan, itu bisa berdampak kurang baik pada kondisi keuangan.
Lianne Martha Maiquez Laroya, financial advisor terlisensi dan penulis buku asal Filipina mengatakan, orang sebaiknya membeli barang yang dibutuhkan, bukan sekadar diinginkan. Meski selintas mirip, kedua hal itu sangat berbeda.
“Berhenti beli barang yang tidak diperlukan, apalagi jika cuma buat menarik perhatian orang yang bahkan Anda sendiri tidak suka,” tulis Lianne mengutip kalimat financial advisor ternama Amerika Serikat, Suze Orman.
Hal tersebut bisa ditanamkan mulai sejak sekarang. Meski banyak godaan sale di akhir tahun, tanamkan niat kuat dalam diri untuk lebih sejahtera di tahun 2016 dengan beli kebutuhan yang penting dan diperlukan saja.
Cinta Bisa Jadi Duit di 2016
Jika memiliki kecintaan pada hobi yang bisa menghasilkan penghasilan tambahan, kenapa tidak? Menjahit, memasak, membuat kue, menulis, melukis, merajut, dan segudang aktivitas senggang lain dapat menjadi peluang bagus untuk menambah penghasilan.
Apalagi menurut penelitan terbaru sepanjang September-Oktober 2015 di Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia, 15% profesional di AS menjalankan bisnis sampingan di luar pekerjaan tetapnya. Sementara di Australia angkanya lebih besar lagi, 23%.
Sebanyak 1.300 orang yang menjadi peserta survei mengakui, mereka menjalankan bisnis sampingan karena ingin melakukan aktivitas yang mereka cintai (66%), sementara sisanya (47%) ingin bebas mengatur waktu mereka sendiri di luar kehidupan profesionalnya.
Statistik dan angka tersebut menyiratkan hal positif, bahwa banyak hal bisa dilakukan untuk menambah penghasilan di luar gaji yang diterima per bulan.
Jadi, kenapa tidak memulainya dari sekarang? Kesempatan dan peluang kata banyak orang tidak datang dua kali, lho. Yuk, tahun 2016 segera dapatkan penghasilan dari hobi yang dicintai.
Jangan Lupa Dana Darurat
Sebagian besar orang mungkin sudah menyiapkan tabungan untuk investasi atau liburan di tahun depan. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Namun, jangan lupakan juga dana darurat untuk berbagai kejadian mendadak yang sering tidak disangka-sangka.
Jumlah dana darurat bisa sekitar 10% gaji per bulan. Angka tersebut cukup untuk mengakomodasi kejadian mendadak seperti sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain.
Menurut Whitney Johnson, analis-investor Amerika Serikat sekaligus kontributor Harvard Business Review, dana darurat bahkan sebaiknya menjadi prioritas utama ketika mengatur keuangan.
“Tidak peduli seberapa banyak uang yang Anda dapatkan, tetaplah menabung untuk kejadian darurat yang mungkin terjadi,” ujar Johnson.
Menabung dan menyiapkan darurat bisa dilakukan mulai saat ini juga dibarengi tiga kebiasaan lain. Itu semua bisa membuat arus keuangan lebih lancar di tahun 2016. Persiapannya bisa dilakukan dalam beberapa hari ke depan.
Selain itu, agar lebih menyenangkan, tidak ada salahnya diskusikan dengan pasangan atau keluarga di rumah. Siapa tahu mereka punya ide atau saran lain yang bisa dilakukan soal perencanaan keuangan dari gaji di tahun 2016.
Selamat akhir tahun dan rencanakan pengelolaan gaji yang lebih baik, ya. (advertorial)